Dari jumlah tersebut, hanya dua gempa yang berasosiasi dengan aktivitas subduksi lempeng, yakni gempa dengan magnitudo 5,3 di selatan Jawa Barat pada 16 Maret 2022 dan gempa Siberut dengan magnitudo 6,7 pada 14 Maret 2022.
Ia mengatakan rentetan gempa yang terjadi dalam sepekan terakhir tidak saling berkaitan. “Jika gempa yang terjadi lokasi dan waktunya berdekatan bukan berarti gempa tersebut saling picu tetapi karena memang sumber gempa kita sangat banyak,” katanya.
Menurut dia, peningkatan aktivitas gempa dalam sepekan terakhir merupakan hal yang wajar karena ada banyak sumber gempa yang sangat aktif di wilayah Indonesia.
Rentetan gempa yang terjadi dalam sepekan terakhir, ia melanjutkan, merupakan bagian dari proses alam yang dampaknya sebenarnya dapat diantisipasi. “Potensi gempa dan tsunami akan selalu ada di wilayah Indonesia dan kapan terjadinya tidak dapat diprediksi, sehingga upaya mitigasi tetap harus disiapkan,” katanya. (rdr/republika.co.id)