Lantik Pengurus HKTI di Sumbar, Fadli Zon Minta Tingkatkan Sinergi dengan Pemda

Ketum HKTI Fadli Zon menyerahkan SK pelantikan kepada Ketua DPD HKTI Sumbar Ferli Arlius, Jumat (18/3/2022) di Hotel Truntum Padang. (IST/HKTI Padang/radarsumbar.com)

PADANG, RADARSUMBAR. COM – Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Fadli Zon melantik kepengurusan DPD dan DPC HKTI Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) periode 2022-2027, Jumat (18/3/2022) di Hotel Truntum Padang.

Saat memberikan sambutan, Fadli Zon mengatakan, persoalan pertanian bukanlah persoalan baru, tapi sudah menjadi persoalan klasik. Mulai dari mahal dan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi, sulitnya mendapatkan bibit, petani yang kesulitan permodalan, hingga persoalan sumber daya manusia (SDM) petani yang semakin berkurang.

“Jumlah petani itu semakin hari makin sedikit. Yang jadi petani sudah tua-tua. Kalau pun ada yang muda, jumlahnya tidak banyak, ” ungkap Fadli.

Anggota DPR RI ini menjelaskan, HKTI mencatat nilai tukar petani (NTP) 2020, sebagai salah satu indikator kesejahteraan petani hanya 101,65 poin, naik tipis 0,74 persen dibanding 2019. Sementara untuk 2021, rata-rata NTP 104,3 poin yang didongkrak oleh NTP subsektor perkebunan yang selalu di atas 110 poin.

Subsektor lainnya rata-rata masih di bawah 100 poin seperti subsektor pangan 98.05 poin, subsektor peternakan 99,12 poin dan subsektor hortikultura 101,38 poin. “Artinya petani kita masih merugi, lebih besar pengeluarannya daripada pendapatan dari hasil taninya,” ujar politisi Partai Gerindra ini.

Padahal kata Fadli, saat pandemi COVID-19 mendera dunia, semua sektor kehidupan terdampak signifikan, perekonomian nyaris tak bergerak. Sektor pertanian justru bertahan dan menjadi penopang serta penyelamat ekonomi nasional. “Sektor pertanian menjadi satu-satunya sektor yang bertahan dan bahkan tumbuh positif,” ujar Fadli.

Kendati demikian, Fadli menegaskan, petani dan pertanian justru tidak diposisikan sebagai basis kedaulatan dan kemakmuran bangsa, bahkan sekadar komoditas dagang. Petani dan pertanian seharusnya menjadi prioritas pembangunan sebagai motor utama tercapainya pemenuhan dan kedaulatan pangan yang bermuara pada kedaulatan bangsa.

“Petani dan juga pertanian harus menjadi instrumen utama kesejahteraan dan kemakmuran, HKTI berkeyakinan petani maju otomatis bangsa ini akan ikut makmur,” tutur Fadli.

Menurut Fadli, ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar kesejahteraan petani itu meningkat. Pertama, memberikan insentif harga hasil taninya menguntungkan bagi petani. Kedua, petani jangan hanya menguasai produk mentahnya saja, tapi harus sampai pada produk turunnya, misalnya jangan hanya sampai pada gabah saja, tapi harus sampai beras. Ketiga, untuk hasil pertanian maksimal diperlukan pupuk yang memadai, tersedia dan terjangkau.

Ia menyatakan, pertanian dan petani memiliki kontribusi yang sangat besar bagi hidup dan kelangsungan hidup bangsa ini. Petanilah yang menyediakan makan bagi 250 juta jiwa rakyat Indonesia yang harus diisi 3 kali sehari. Pertanian dan petani juga merupakan garda terdepan pertahanan dan kedaulatan pangan nasional. “Pertanian dan petani inilah yang harus kita urus agar pertanian maju dan petani makmur,” imbuhnya.

Fadli berharap HKTI mampu mengambil peran dalam rangka membela kepentingan petani demi mewujudkan kesejahteraan petani. Ia mendorong HKTI bermitra dengan pemerintah daerah dalam mendukung dan mewujudkan setiap program-program pertanian di daerah.

Sebagai sebagai salah satu daerah prioritas sektor pertanian, Sumbar kata Fadli, hendaknya dapat meningkatkan produk pertaniannya demi mewujudkan ketahanan pangan.

Belajar dari Jepang

Fadli menyampaikan sektor pertanian memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Jepang menggarap sektor pertanian ini dengan sangat serius. Pemerintah Jepang bahkan memberikan proteksi yang luar biasa terhadap sektor ini.

Pertama, distributor pupuk, kedua, pusat perdagangan produk pertanian, dan ketiga lembaga keuangan. “Petani ini bahkan punya bank desa. Tiga hal ini yang dilakukan organisasi petani di Jepang dan didukung oleh pemerintah menjadikan petani di Jepang sangat sejahtera,” katanya.

Terapkan Teknologi Pertanian

Ketua DPD HKTI Sumbar Feri Arlius, mengatakan, ke depan pihaknya akan mendorong pengembangan sektor pertanian di Sumbar. HKTI katanya siap bersinergi dengan pemerintah daerah. “Kita ke depan akan siapkan rapat kerja dengan kabupaten/kota terkait program yang sudah kita susun,” ujarnya.

Sebagai dekan fakultas teknologi pertanian Unand, Feri akan mencoba mengkolaborasikan teknologi dan riset-riset pertanian yang telah dikembangkan di kampus tersebut untuk diaplikasikan nanti di sektor pertanian.

Seperti contoh saat ini pihaknya di kampus tengah menyiapkan riset bahan pengawet untuk tanaman dan buah-buahan. Melalui riset itu nanti diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan produk pertanian dapat meningkat.

Sektor pertanian katanya sangat krusial dan nilainya sangat besar tapi belum tergarap maksimal. Ini akan didorong dengan mengkolaborasikannya dengan teknologi dan riset pertanian. “Kita sedang membuat pelapisan atau coating untuk produk pertanian, sehingga produk itu nanti bisa tahan lebih lama. Ini juga bisa nanti diterapkan untuk buah-buahan”, tuturnya.

Pemko Padang Siap Berkolaborasi

Ketua Dewan Pembina HKTI Kota Padang yang juga Wali Kota Padang, Hendri Septa menyatakan Pemko Padang siap berkolaborasi dengan HKTI untuk kemajuan petani di Kota Padang.

Ia menyebut luas lahan pertanian di Kota Padang mencapai 5.200 hektare (ha). Dengan lahan yang cukup luas, menurutnya belum tergarap dengan maksimal. Sektor pertanian masih belum mampu menjadi sektor yang menopang ekonomi Kota Padang. “Ini jadi PR bagi kami, dan ke depan diperlukan sinergi dan kolaborasi untuk memanfaatkan ini demi kesejahteraan petani kita di Padang,” ujarnya.

Ke depan katanya, bagaimana ekonomi Kota Padang mampu digenjot dari sektor pertanian yang selama ini ditopang dari sektor jasa. “Kita juga butuh bantuan pemerintah pusat bagaimana mendorong petani berdaya guna. Melalui bantuan pertanian misalnya, ketersedian pupuk subsidi dan solusi lainnya yang mampu menjawab keluhan petani selama ini,” paparnya. (rdr)

Exit mobile version