Oleh: Erizal
Dulu, kasus surat sumbangan. Agak kompleks memang. Awalnya, ditangkap 5 orang dengan dugaan pemalsuan tanda tangan atas nama Gubernur Mahyeldi. Ternyata, tanda tangan itu asli. Sumbangan itu resmi, tapi dijalankan tak semestinya. Sumbangan dalih meraup cuan.
Uang sudah terkumpul, surat sumbangan masih banyak. Akhirnya, uang dikembalikan dan surat sumbangan distop. Dalih untuk kemajuan Sumbar, ini-itu, maksudnya begini dan begitu, patah. Tapi, Mahyeldi tak tersentuh dan orang dekatnya kocar-kacir. Sempat panik.
Polisi menyetop kasus ini. Dari Polres hingga Polda, bergeming. Mahyeldi jangankan diperiksa, dipanggil pun tidak. Sempat digugat ke pengadilan, gagal juga. Konon, sampai ke Mabes Polri dan KPK, tapi tak berbunyi. Malah, hak angket pun, kalah sebelum bertanding.
Kini, kasus dana hibah KONI Padang tahun 2018-2020. Tersangkanya, Agus Suardi, Ketua KONI Padang. Saat ini ia juga menjabat Ketua KONI Sumbar, tapi sudah diberhentikan karena kasus ini. Tersangkanya sendiri sudah tahun lalu, tapi nama Mahyeldi baru muncul saat ini.
Munculnya nama Mahyeldi langsung dari Agus Suardi. Memang, tak menyebut nama, tapi ia menyebut posisi. Setidaknya, itu yang tersirat dari pemberitaan. Jadi, dana hibah itu 2,1 M. 500 juta sudah dikapling buat PSP. Bendahara PSP saat itu, Agus Suardi, Ketuanya Mahyeldi.
Logikanya, kalau bendaharanya kena, mestinya ketuanya juga kena. Tapi, apakah dana hibah yang 2,1 M itu, yang bermasalahnya yang 500 juta buat PSP? Apakah benar 500 juta itu buat PSP? Atau dana lain selain yang buat PSP? Kok Agus Suardi baru bersuara setelah ia dipecat?
Sebelumnya, beredar juga berita curhatan Agus Suardi seputar pemberhentian dirinya. Ia kayak ditinggalkan, jika tak mengatakan ditusuk dari belakang. Terpilih sebagai Ketua KONI Sumbar tentu berkaca atas kesuksesan di Padang. Dan dengan Mahyeldi tentu sangat dekat dan baik.
Merasa ditinggalkan, lalu menyerat nama orang lain, jika tak ada bukti, berarti hanya sensasi belaka. Kalau tak hati-hati, maka bisa berbalik menyerang diri sendiri. Agus Suardi harus pikirkan ini. Tapi, memang, orang dekat justru punya bukti yang kadang kita tak sadari. (*)