Terawan Dipecat IDI, DPR Minta Keputusan Itu Dievaluasi

Terawan Agus Putranto. (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memecat Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan. Sejumlah legislator Senayan mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait pemecatan tersebut.

Pemecatan terawan sebagai anggota IDI berdasarkan keputusan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). Keputusan itu disampaikan dalam Muktakar Ke-31 IDI yang digelar di Aceh.

Terawan pun tidak diizinkan melakukan praktik kedokteran.Hal itu dikonfirmasi Ketua Panitia Muktamar Ke-31 IDI dr Nasrul Musadir Alsa, Sabtu (26/3/2022).

“Iya (dipecat), dari hasil muktamar yang kami terima ya. Dari hasil yang kita terima yang diserahkan panitia memang begitu, (sesuai) MKEK iya,” kata dr Nasrul Musadir Alsa.

Hubungan terawan dan IDI diketahui sempat ‘panas dingin’. Hubungan ‘panas dingin’ itu terjadi sejak munculnya terapi cuci otak.

Pemecatan Dikhawatirkan Bikin Dokter Lain Takut Berinovasi

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menilai putusan MKEK IDI berbahaya bagi masa depan kedokteran Tanah Air. Dia khawatir di masa mendatang para dokter takut untuk berinovasi.

“Kenapa putusan ini berbahaya? Terus terang begini, dengan adanya rekomendasi MKEK ini, saya khawatir akan menjadi yurisprudensi bagi masalah serupa di masa yang akan datang, sehingga menyebabkan para dokter kita takut untuk mencoba dan berinovasi dengan berbagai riset-risetnya,” kata Sufmi Dasco dalam keterangannya, Sabtu (26/3/2022).

Sebagai organisasi profesi yang diberi kewenangan dalam UU Praktik Kedokteran, kata Dasco, harusnya IDI bisa lebih mengayomi dan membina para anggotanya serta terbuka dengan berbagai inovasi di bidang kesehatan, farmasi, dan kedokteran.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra ini meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menaruh perhatian dan mengkaji rekomendasi yang keluarkan oleh MKEK IDI tersebut, terutama dari aspek hukum dan peraturan perundang-undangan.

“Saya tegaskan bahwa ini bukan hanya soal Pak Terawan ya. Tetapi ini tentang masa depan dunia kedokteran kita, masa depan dunia farmasi kita, agar lebih mandiri dan berdikari. Jangan sampai sebuah inovasi atau prestasi yang harusnya diapresiasi ini malah diganjar dengan sanksi,” tegas Dasco.

Pimpinan DPR RI itu juga akan meminta kepada Komisi IX untuk merevisi dan mengkaji secara komprehensif terkait dengan UU Praktik Kedokteran dan UU Pendidikan Kedokteran.

Jangan Sampai Pemecatan Jadi Konflik Suguhan Drama Masyrakat

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP Rahmad Handoyo menyayangkan konflik IDI dan Terawan yang berkepanjangan. Dia menilai konflik berkepanjangan antara Terawan dengan IDI banyak diasumsikan sebagai kelentingan konflik pribadi dengan organisasi.

“Semestinya kita sayangkan ya, perseteruan, bahasa saya ingin menyampaikan, baik dr Terawan dengan IDI ini kan sudah sedemikian panjang ya. Sehingga semestinya kita sayangkan kenapa ini mesti terjadi,” kata Handoyo kepada wartawan, Sabtu (26/3/2022).

“Ada yang mengatakan ini kepentingan konflik pribadi dengan organisasi, itu ada kepentingan tidak semata-mata dari sisi keilmuan, karena dari sisi keilmuan ada yang pro, ada yang kontra,” lanjutnya.

Dalam sejumlah catatan, menurut Handoyo, ada juga anggapan sejumlah konflik pribadi terjadi antara Terawan dengan IDI. Menurut Handoyo, muncul anggapan masyarakat bahwa ada yang tak ingin Terawan menjadi Menkes pada 2018.

“Jadi masyarakat ini disuguhi drama yang tidak semestinya, tidak perlu publik mengetahui, silakan selesaikan dengan baik,” ucapnya.

Handoyo mendesak Terawan dan IDI tak mengajak masyarakat masuk ke dalam pusaran konflik tersebut. Legislator bidang kesehatan dan ketenagakerjaan ini mengimbau IDI dan Terawan duduk bersama menyelesaikan konflik.

Legislator Kecewa Terawan Dipecat

Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Habiburokhman yang sempat disuntik vaksin Nusantara buatan dr Terawan, mengaku kecewa dengan pemecatan itu. Dia mengaku banyak menerima masukan dari tokoh masyarakat terkait kekecewaan tersebut.

“Sebagai anggota DPR saya mendapat masukan dari banyak sekali tokoh masyarakat yang merasa kecewa dengan keputusan pemecatan dr Terawan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI),” kata Habiburokhman kepada wartawan, Sabtu (26/3/2022).

Habiburokhman menyebut belum paham alasan IDI melakukan pemecatan terhadap dr Terawan. Namun, kata dia, berdasarkan informasi yang beredar, dr Terawan dipecat akibat pengobatan dengan metode ‘cuci otak’ menggunakan alat Digital Substraction Angiography (DSA).

“Sejauh ini IDI belum memberi penjelasan yang lengkap detail soal penyebab pemecatan tersebut. Namun informasi yang beredar bahwa dr Terawan dipecat terkait kontroversi metode ‘cuci otak’ dengan alat Digital Substraction Angiography (DSA) dalam pengobatan stroke dan vaksin nusantara untuk mencegah COVID-19,” ucapnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini heran lantaran metode pengobatan tersebut dipersoalkan IDI. Padahal, menurutnya banyak pihak, termasuk kakaknya dan dirinya, yang merasakan manfaat dari banyak pengobatan dr Terawan.

“Terus terang saya tidak paham detail masalah kedokteran, tetapi saya telah melihat sendiri manfaat program DSA dan vaksin nusantara. Kakak kandung saya yang sempat mengalami sakit kepala bertahun-tahun bisa berkurang signifikan sakit kepalanya setelah menjalani DSA. Saya dan istri juga selamat dari badai COVID-19 karena mendapat vaksin nusantara,” ujarnya.

“Banyak tokoh-tokoh negara ini yang juga mendapatkan manfaat sangat positif secara langsung setelah menjalani proses DSA dan vaksin nusantara,” lanjutnya.

Atas dasar itulah, Habiburokhman pun berharap IDI mengevaluasi keputusannya memecat dr Terawan. Dia mengaku khawatir IDI bisa dicap sebagai organisasi otoriter atas tindakannya kepada dr Terawan. (rdr/detik.com)

Exit mobile version