“Kami semua dalam situasi yang sama, sesegera mungkin kami punya persenjataan dengan kualitas yang lebih baik untuk pertahanan udara kita, penyelamat kota dan warga kami termasuk barangkali Anda,” jelas Sadovyi dalam konferensi pers.
Ia juga meminta mereka yang mendengarkan konferensi agar segera pergi ke tempat penampungan. Sebab, tak satu orang pun tahu apa yang akan terjadi sekarang.
Sadovyi juga menilai, serangan Rusia merupakan cara mereka menyapa Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang tengah berada di Polandia. “Ya, seperti diketahui, Lviv hanya berjarak 70 kilometer dari Polandia. Jadi dunia perlu memahami ancaman ini serius,” jelas dia.
Sejak pertama kali menginvasi, Rusia tak henti menyerang sejumlah kota di Ukraina meski mengklaim fase satu agresi sudah selesai. Wilayah sekitar Kyiv, Kharkiv, Mariupol, dan Lviv, terus mengalami serangan dari pasukan Rusia hingga menimbulkan korban jiwa.
Hingga kini, menurut laporan PBB, sebanyak 953 warga sipil tewas, termasuk 78 anak-anak, dan 1.557 orang yang dilaporkan terluka sejak invasi. Sementara itu, menurut data layanan darurat Ukraina, korban tewas mencapai 2.000 orang. (rdr/cnnindonesia.com)