“Manfaatkan AI, big data teknologi high performance computing, dan lakukan dengan inovasi, teknologi rekayasa sosial dan cara-cara kreatif, untuk membangun kesadaran, ketangguhan, partisipasi masyarakat,” ujarnya.
Ketiga, Jokowi meminta agar BMKG dan lembaga terkait melakukan sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan agar masyarakat mampu merespons dengan cepat potensi risiko bencana.
“Petani dan nelayan sebagai kelompok rentan dalam dampak perubahan iklim harus kita berikan pemahaman, kita tingkatkan pengetahuannya agar memiliki kemampuan adaptasi apda perubahan iklim. Tetap dapat bekerja dengan produktif dan aman untuk menjaga ketahanan pangan kita,” katanya.
Kelima, menurut Jokowi, perkuat kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Dia menekankan pentingnya kolaborasi dengan pihak swasta dan sosial dan berbagai elemen bangsa dalam adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.
“Terakhir, saya ingin ingatkan bahwa pada Mei mendatang Indonesia akan jadi tuan rumah dari penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction ke-7. Saya berharap forum ini kita dapat manfaatkan sebaik-baiknya untuk menunjukkan kepada dunia bahwa negara kita adalah salah satu center of knowledge terkait pengurangan risiko kebencanaan termasuk dalam mitigasi multibencana geohidrometeorologi,” ujarnya. (rdr/viva.co.id)