Salmonella Typhimurium sendiri berkaitan dengan masalah pencernaan termasuk diare, muntah, demam dan nyeri perut.
Dalam riset, peneliti menggunakan sosis bologna dan roti untuk melihat perpindahan bakteri ke makanan. Waktu kontak makanan yang lebih lama menghasilkan transfer lebih banyak bakteri pada makanan.
Hasil menarik lainnya, karpet memiliki kecepatan transfer paling rendah dibanding lantai kayu dan lantai keramik. Namun karpet memungkinkan kelangsungan hidup bakteri lebih lama sehingga transfer bakteri bisa sangat banyak ketika makanan dibiarkan selama 8-24 jam.
Setelah melihat penelitian ini, mungkin Anda perlu pikir panjang untuk menyelamatkan makanan yang sudah jatuh ke lantai atau permukaan.
Sementara itu, Ingrid melihat COVID-19 membawa kebiasaan hidup bersih lebih baik bagi masyarakat. Kebiasaan cuci tangan yang cukup masif saat ini sangat berbeda jauh dengan zaman dulu.
“Sekarang kita semua sadar. Dulu kadang dari toilet saja lupa cuci tangan, habis pegang sampah mau masak juga lupa. Ini terutama anak-anak, apalagi masih merangkak, pegang-pegang, tangan masuk mulut. Itu juga harus sangat diperhatikan,” imbuhnya. (rdr/cnnindonesia.com)