Amankah Makanan yang Jatuh Belum 5 Menit Dikonsumsi? Begini Penjelasannya

Ilustrasi makanan jatuh. (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Sebagian orang cenderung memilih menyelamatkan makanan meski sudah jatuh ke lantai. Alasannya klasik, makanan belum sampai lima menit di lantai sehingga dianggap masih layak disantap. Namun, benarkah atau hanya mitos semata?

Ingrid S. Surono, President of Indonesian Scientific Society for Probiotics and Prebiotics (ISSPP), berkata dalam hitungan detik saja kuman penyebab penyakit sudah menempel di makanan, apalagi dalam hitungan menit.

Ia merujuk pada riset oleh Dawson dkk. yang diterbitkan di Journal of Applied Microbiology pada 2006.

Oleh karenanya, memakan makanan yang jatuh ke lantai meski belum lima menit sudah dipastikan hanya mitos saja.

“Dawson meneliti kalau makanan terekspos lantai, ini lantai keramik, karpet, lantai kayu. Hasilnya sangat mengejutkan, makanan menempel lima detik, 99 persen kuman Salmonella Typhimurium itu menempel semua,” ujar Ingrid dalam temu media bersama Unilever, Rabu (21/4/2022).

“Apalagi kalau menempel lima menit, (mungkin) sudah berkembang biak,” tambahnya.

Peneliti menyebut Salmonella sp. merupakan patogen bawaan makanan yang terkait dengan makanan mentah dan mampu mengakibatkan kontaminasi silang.

Salmonella Typhimurium sendiri berkaitan dengan masalah pencernaan termasuk diare, muntah, demam dan nyeri perut.

Dalam riset, peneliti menggunakan sosis bologna dan roti untuk melihat perpindahan bakteri ke makanan. Waktu kontak makanan yang lebih lama menghasilkan transfer lebih banyak bakteri pada makanan.

Hasil menarik lainnya, karpet memiliki kecepatan transfer paling rendah dibanding lantai kayu dan lantai keramik. Namun karpet memungkinkan kelangsungan hidup bakteri lebih lama sehingga transfer bakteri bisa sangat banyak ketika makanan dibiarkan selama 8-24 jam.

Setelah melihat penelitian ini, mungkin Anda perlu pikir panjang untuk menyelamatkan makanan yang sudah jatuh ke lantai atau permukaan.

Sementara itu, Ingrid melihat COVID-19 membawa kebiasaan hidup bersih lebih baik bagi masyarakat. Kebiasaan cuci tangan yang cukup masif saat ini sangat berbeda jauh dengan zaman dulu.

“Sekarang kita semua sadar. Dulu kadang dari toilet saja lupa cuci tangan, habis pegang sampah mau masak juga lupa. Ini terutama anak-anak, apalagi masih merangkak, pegang-pegang, tangan masuk mulut. Itu juga harus sangat diperhatikan,” imbuhnya. (rdr/cnnindonesia.com)

Exit mobile version