Dia menjelaskan kasus ISPA ditemukan merata di setiap kelompok umur, mulai anak-anak hingga orang dewasa.
Ia mengatakan warga yang terserang penyakit tersebut, telah ditangani oleh tim medis melalui pemberian obat hingga vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Saat ini sekitar 40 Kepala Keluarga atau 150 orang korban gempa masih bertahan di lokasi pengungsian, 30 diantaranya anak-anak.
Mereka terpaksa bertahan di tenda pengungsian karena rumah mereka hancur dilanda gempa 6,1 magnitudo pada 25 Februari 2022 dan hingga saat ini belum dapat hunian sementara. (rdr/ant)