Mereka masih bertahan di tenda hingga saat ini karena mengharapkan dibangunkan hunian sementara karena rumah mereka hancur dilanda gempa.
“Rumah saya hancur dan saya sudah berada di tenda pengungsian ini sejak hari pertama Saya masih bertahan karena tidak tau mau pulang kemana. Lebaran pun kami hampir dipastikan di tempat pengungsian ini,” sebutnya.
Ia mengatakan dengan kondisi rumah yang hancur, ia bersama anaknya terpaksa melaksanakan ibadah puasa di tenda pengungsian seadanya.
Dengan menu seadanya mulai dari air teh, goreng telur, dan sambal lado mereka melaksanakan makan sahur dan berbuka puasa di tenda pengungsian. “Kami berharap pemerintah dapat segera membangunkan hunian sementara atau hunian tetap sehingga kami bisa pulang lagi,” harapnya. (rdr/ant)