“Tadi ada penyampaian jika Pemprov Riau membantu Pemprov Sumbar dengan mendistribusikan oksigen, tapi coba pastikan kembali ke Jubir Satgas Covid-19 Sumbar berapa ton. Kalau soal liquid oksigen yang kekurangan di tempat kita sudah tuntas dimana bahan bakunya sekarang dalam perjalanan,” terang Kabid Humas.
Sebelumnya, Direktur RS. Hermina Padang, dr. Nanik Supriani, Kamis siang mengatakan, kebutuhan oksigen di rumah sakit yang dia pimpin menipis. Bahkan, kebutuhan oksigen per hari itu sebanyak 100 liter dengan hitungan 60 liter oksigen.
“Kita pun tadi tanya ke rekanan resmi tapi stok sudah habis. Alhamdulillah, tadi sudah dapat dari tempat lain dan hanya 40 tabung dengan harga yang sangat tinggi. Sehingga kita di RS Hermina Padang terpaksa mengambilnya demi merawat pasien Covid-19,” ungkapnya.
Jumlah yang mereka dapatkan tersebut hanya 40 tabung dengan pemenuhan batas sampai Pukul 22.00 WIB malam nanti. Menurut Nanik, bila persediaan bahan baku tidak ada, akan berdampak bagi RS Hermina Padang apalagi untuk kebutuhan berikutnya. “Kami memang sangat kekurangan sekali,” ucap Nanik.
Langkanya untuk mendapatkan oksigen merawat pasien Covid-19 tidak hanya dialami RS Hermina Padang. Hal yang sama juga dirasakan Rumah Sakit Unand, sebut Yevri Zulfikar, Direktur Utama RS. Universitas Andalas, Kamis (22/7/2021).
Rumah Sakit Unand tersebut menghabiskan 250 tabung liquid oksigen per hari untuk merawat sebanyak 84 pasien Covid-19. Dia mengatakan, kalau jumlah itu meningkat dibandingkan sebelumnya, yakni menghabiskan sampai 80 tabung liquid oksigen.
Yevri mengonfirmasi kembali kalau persoalan kekurangan pasokan liquid oksigen sudah ada solusi dari Pemprov Sumbar. “Alhamdulillah, sudah ada solusi dari pak Wagub Sumbar setelah pertemuan bersama para pimpinan rumah sakit se Sumatera Barat bersama Dinas Kesehatan Sumatera Barat,” katanya. (*)