Sementara itu, realisasi untuk Klaster Penguatan Pemulihan Ekonomi tercatat sebesar Rp9,22 triliun atau 5,2 persen dari pagu Rp178,32 triliun, baik di sektor pariwisata, teknologi informasi dan komunikasi atau ICT, dukungan korporasi dan UMKM, serta perpajakan.
“Penguatan Pemulihan Ekonomi 5,2 persen ataupun Rp9,2 triliun, baik itu di sektor pariwisata, ICT, dukungan UMKM, dan perpajakan,” tandasnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) meyakini bahwa kondisi perekonomian Indonesia di tengah momen Idulfitri yang lalu hingga saat ini sangat terkendali.
Menko Marves menyebut, momen tersebut memberikan pemulihan aktivitas ekonomi yang begitu tinggi dan mobilitas masyarakat yang juga sangat cepat.
“Mobilitas masyarakat tercatat keluar rumah meningkat hingga 48,1 persen dibandingkan baseline. Selain itu, Indeks Belanja Mandiri meningkat hingga 31 persen lebih tinggi dibandingkan puncak Lebaran tahun 2021 yang lalu,” ujarnya.
Luhut menyebutkan, situasi pandemi yang terus membaik terjadi berkat langkah-langkah pengendalian dilakukan secara efektif sehingga kinerja perekonomian Indonesia juga tetap terjaga hingga saat ini.
“Kinerja pertumbuhan ekonomi Q1 (kuartal I) tetap pada posisi yang kuat, tumbuh dengan 5,01 persen, didukung oleh kinerja konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor yang solid, yang meskipun dihadapkan pada tekanan varian Omicron, angka ini relatif baik dibandingkan negara-negara lain di dunia,” ujarnya.
Langkah efektif yang diambil oleh pemerintah dalam penanganan pandemi ini juga memberikan dampak penurunan tingkat pengangguran, semula pada posisi 6,26 persen pada periode Februari 2021, menurun hingga posisi 5,83 persen pada periode bulan Februari 2022.
“Hal ini membawa dampak yang positif bagi pemulihan ekonomi Indonesia,” tutup Luhut. (rdr)