SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat Ginanjar Cahya Permana mengingatkan kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar tidak menghiraukan oknum yang meminta uang mengatasnamakan dirinya.
“Saya sangat mengutuk perbuatan itu. Kepada para kepala SKPD atau kepala dinas jangan percaya dengan adanya permintaan uang yang mencatut nama saya. Saya tegaskan saya tidak pernah meminta apalagi memeras kepala SKPD,” katanya di Simpang Ampek, Kamis (12/5/2022).
Ia mengaku sangat terkejut ketika ada informasi dari kepala SKPD yang menelepon ada oknum mengatasnamakan kepala Kejaksaan Negeri Pasaman Barat meminta sejumlah uang.
Selain itu juga memakai foto dirinya di pesan WhatsApp. Foto itu dipastikan diambil oknum dari foto portal berita yang ada.
“Saya ingin oknum tersebut dijebak dan ditangkap sehingga jelas siapa yang menjual namanya. Para kepala dinas jangan takut karena saya tidak pernah meminta uang apalagi memeras,” tegasnya.
Menurutnya pencatutan namanya itu jelas membuat dirinya merasa terganggu. Selain itu, dia menduga ada pihak-pihak tertentu yang mencoba memburukkan namanya dengan melakukan pemerasan mengatasnamakan dirinya.
“Kepada kepala SKPD jangan percaya dan jika masih ada maka jebak dan tangkap,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas (Kadis) Perikanan Pasaman Barat Zulfi Agus mengatakan dirinya memang dihubungi oleh oknum yang mengaku sebagai Kepala Kejari Pasaman Barat dan juga ada sebagai Kepala Seksi Pidana Khusus meminta uang senilai Rp20 juta.
Awalnya, katanya oknum itu mengaku sebagai Kasi Pidsus dan mengatakan Kajari Pasaman Barat butuh uang senilai Rp20 juta.
“Oknum itu kemudian menyuruh langsung menghubungi Kajari dengan mengasihkan nomor telepon. Saat itu saya hubungi dan dikatakan Kajari palsu itu butuh uang Rp20 juta dan saat itu sedang berada di Kota Padang,” sebutnya.
Saat itu ia melayani telepon oknum mengaku Kejari Pasaman Barat itu namun untuk memastikannya maka diajak oknum itu bertemu langsung namun ia tidak bersedia.
“Dari awal saya curiga dan tidak percaya karena nomor telepon yang dipakainya tidak sesuai nomor asli Pak Kajari, makanya saya ajak langsung bertemu,” sebutnya.
Selain ada oknum yang mengatasnamakan Kepala Kejaksaan Negeri, para kepala dinas juga sering mendapat telepon dari oknum yang mengaku Kepala Seksi Intelijen meminta sejumlah uang. (rdr/ant)