JAKARTA, RADARSUMBAR.COM-Terkait pemberitaan tentang ditolaknya Ustaz Abdul Somad (UAS) oleh pemerintah Singapura, banyak mendapat kecaman dari masyarakat Indonesia. Salah satunya, Braditi Moulevey, atau panggilan akrab beliau Bang Levi, perantau minang yang berdomisili di DKI ini yang juga menjabat sebagai Wasekjend DPP IKM (Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang) memberikan kecaman yang serupa kepada Pemerintah Singapura.
Menurut Levi, Ustaz Abdul Somad itu ulama kecintaan umat Muslim di Indonesia. Sanga mendalami ilmu agama melalui pendidikan formal sampai ke jenjang Doktor. “Saya rasa terlalu berlebihan pemerintah Singapura menolak Ustaz Abdul Somad. Beliau selain ulama yang dicintai umat. Beliau juga tokoh adat Melayu dan kecintaan warga Melayu,” katanya..
Apalagi, katanya, UAS masih ada keturunan darah Minang. “Kami sebagai warga Minang di rantau turut prihatin dan mengecam sikap dari pemerintah Singapura ini. Pemerintah Singapura ini lupa, siapa dulu presiden Singapura pertama, Tun Haji Yusof bin Ishak, biasa dipanggil Encik Yusof bin Ishak (12 Agustus 1910 – 23 November 1970) adalah Presiden Singapura yang pertama dan presiden pertama yang berasal dari Suku Minangkabau dan Melayu,” katanya.
Levi mengimbau kepada pemerintah Singapura Jangan pernah melupakan sejarah. Ketakutan mereka terhadap islam terlalu berlebihan. Juga mengenai isi ceramah UAS yang hanya menyampaikan tentang Al Quran dan sunnah, tidak ada yang salah.
“Jadi untuk melanjuti hal ini kami meminta pemerintah Singapura untuk bisa meminta maaf atas kegaduhan ini. Jangan sampai hubungan baik antara Indonesia dan singapura maupun kami masyarakat Minang-Melayu dengan warga Singapura merasa terusik dengan kejadian ini. Tolong ini segera menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, agar tidak meluas menjadi konflik sosial,” katanya. (rdr)