“Kami sempat berbincang dengan keluarga almarhum yang begitu terpukul dengan kehilangan ini. Kami berharap keluarga sabar dan tabah menghadapinya. Insya Allah, Bang Fahmi Idris adalah orang yang sangat berjasa untuk kampung halaman dan rantau,” kata Ketua DPD Gerindra Sumbar ini.
Seperti diketahui, Fahmi Idris merupakan mantan menteri tenaga kerja dan transmigrasi Indonesia era BJ Habibie dan Menteri Perindustrian Indonesia ke-22 pada Kabinet Indonesia Bersatu (2004) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Fahmi juga politisi senior Partai Golkar.
Fahmi lahir pada 20 September 1943 di Jakarta, saat Indonesia masih dijajah Jepang. Kedua orang tuanya merupakan pasangan perantau asal Minangkabau. Ayah Fahmi, Haji Idris Marah Bagindo, merupakan seorang pedagang yang mendidik anak-anaknya untuk taat beragama dan disiplin.
Ia lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1969. Di kampus tersebut, Fahmi dikenal sebagai aktivis yang ulet dan cekatan. Beberapa jabatan kemahasiswaan sempat ia sandang, antara lain sebagai pimpinan Himpunan Mahasiswa Islam, Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI (1965-1966), dan Ketua Laskar Ampera Arief Rachman Hakim (1966-1968).
Fahmi mulai meniti karier sebagai pengusaha di 1966, saat ia mendirikan PT Kwarta Daya Pratama. Pada 1979, ia menjabat sebagai direktur utama Kongsi Delapan (Kodel Group), sebuah perusahaan konglomerasi yang didirikannya bersama Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, Abdul Latief dan Pontjo Sutowo. (*/rdr)