Setelah itu, di tahun 2005, Ustad Mul juga kembali bertemu Buya Syafii ketika di Padang. Disini terlihat begitu bersahajanya beliau. Untuk sekelas tokoh ulama Nasional, beliau tidak memakai mobil saat berkunjung ketika itu ke Pesantren Ar Risalah. Malah beliau memilih naik ojek.
“Waktu gempa, rumah beliau juga terdampak. Sejak itulah, beliau memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta dan menetap disana. Tapi, tetap saja, saya masih menyempatkan silaturahmi dengan beliau. Terakhir, akhir Juli 2019 lalu. Beliau masih bersahaja dan tetap bercerita kebangsaan,” papar Ustad Mul.
Ditambah Ustad Mul, yang hingga saat ini masih teringat adalah ide dan pokok pikiran Buya Syafii dalam menjaga NKRI tidak diragukan. Dia masih berpikiran jika modernisasi islam pertengahan tidak ekstrim kanan dan tidak ekstrim kiri.
“Setiap umat Islam itu sah punya hak untuk mendapatkan akses memelihara bangsa, tapi tidak boleh menjadi otoriter,” tutup Ustad Mul menirukan gaya bicara Buya Syafii. (rdr)