Bocah 11 Tahun Selamat dari Penembakan Brutal di Texas, Oleskan Darah Teman yang Tewas dan Berpura-pura Mati

Joseph Avila, kiri, berdoa sambil memegang bunga untuk menghormati para korban yang tewas dalam penembakan Selasa (24/5/2022) di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, Rabu, 25 Mei 2022. (AP PHOTO/JAE C HONG)

TEXAS, RADARSUMBAR.COM – Seorang anak berusia 11 tahun selamat dari penembakan sekolah yang mengerikan di Uvalde, Texas, Amerika Serikat. Bocah perempuan itu menceritakan bahwa dia mengolesi dirinya dengan darah teman sekelasnya yang tewas dalam upaya untuk bersembunyi dari pria bersenjata itu.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (28/5/2022), Miah Cerrillo mengatakan kepada CNN bahwa dia dan seorang temannya menggunakan ponsel seorang guru yang tewas dalam peristiwa itu, untuk meminta bantuan ketika penembak brutal menembak mati para siswa dan guru di sekolahnya di pedesaan Texas.

Kesaksian itu adalah yang pertama muncul dari Sekolah Dasar (SD) Robb di Uvalde, di mana Salvador Ramos membunuh 19 anak kecil dan dua guru dalam salah satu penembakan massal terburuk di Amerika Serikat.

Miah menceritakan bagaimana Ramos melakukan kontak mata dengan seorang guru saat dia masuk ke kelasnya.

Dia kemudian mengatakan “Selamat malam” dan menembak mati guru itu, sebelum melepaskan tembakan dengan senapan semi-otomatisnya ke anggota staf lain dan banyak teman sekelas Miah.

Miah menceritakan, Ramos pergi ke ruang kelas lain di mana anak-anak yang ketakutan berteriak ketika dia menembaki mereka, sebelum mulai memainkan musik yang keras dan sedih.

Dia dan seorang temannya mencari-cari ponsel guru mereka yang sudah meninggal dan menelepon operator 911 untuk meminta bantuan.

Miah, yang dirawat karena luka di kepala dan bahunya, sangat takut pria bersenjata itu akan kembali sehingga dia mencelupkan tangannya ke darah seorang teman yang sudah meninggal dan mengoleskannya pada dirinya sendiri. Dia kemudian hanya diam berbaring sampai bantuan akhirnya datang.

Ibu Miah, Abigale Veloz, telah membuat halaman GoFundMe untuk membantu membayar bantuan medis dan psikologis yang dibutuhkan putrinya setelah pembantaian tersebut.
“Kelasnya salah satu ruangan utama yang jadi sasaran,” kata Veloz di laman GoFundMe.

“Dia akan membutuhkan banyak bantuan dengan semua trauma yang dia alami,” imbuhnya.

“Putri saya adalah (seorang) orang yang luar biasa dan merupakan saudara perempuan yang sangat baik untuk saudara-saudaranya.”

Pada Jumat (27/5) sore waktu setempat, pendanaan tersebut telah mengumpulkan lebih dari US$ 270.000, jauh di atas target awalnya sebesar US$ 10.000. (rdr/detik.com/reuters)

Exit mobile version