Diduga Kehabisan BBM, KM Ladang Pertiwi Tenggelam di Perairan Selat Makassar

Petugas Basarnas menggunakan teropong di atas KN SAR Kamajaya saat melaksanakan tugas pencarian kapal KM Ladang Pertiwi yang tenggelam di Perairan Selat Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (28/5/2022). ANTARA/Darwin Fatir.

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Kapal Motor (KM) Ladang Pertiwi yang mengangkut puluhan penumpang dikabarkan mengalami kecelakaan laut di Perairan Selat Makassar pada Jumat (27/5/2022) setelah bertolak dari Pelabuhan Rakyat Paotere Kota Makassar menuju Pulau Kalmas, Kabupaten Kepulauan Pangkajene (Pangkep) pada Rabu (25/5/2022).

“Iya (kecelakaan) tenggelam,” kata Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Sulsel, Djunaidi saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (28/5/2022).

Berdasarkan informasi diterima, kapal tersebut dikabarkan tenggelam pada Kamis (26/5/2022) sekitar pukul 13.00 WITA. Tim SAR langsung bergerak untuk melakukan tindakan penyelamatan dan pencarian dan baru ditemukan pada Jumat (27/5/2022) sekitar pukul 03.30 WITA di diposisi titik koordinat 04-51-153s, 17-36-596E.

Sejauh, tim Basarnas telah menurunkan KN SAR Kamajaya untuk melaksanakan penyelamatan pencarian terhadap korban di titik lokasi kejadian. Selain itu, pihak Syahbandar dari otoritas Pelabuhan Makassar juga turun tangan dengan memberangkatkan tim melakukan penyelamatan.

“Informasi yang kami dapat saat ini ada 17 orang (selamat) 10 orang penumpang telah dibawa ke Kendari, tujuh orang di bawa ke Banjarmasin, karena yang didapat (ditemukan) itu tidak bisa singgah ke tujuan masing-masing,” ujarnya.

Saat ditanyakan berapa orang penumpang yang ikut dalam kapal naas tersebut, kata dia, pihak syahbandar yang mengetahui persis jumlahnya, Basarnas hanya melaksanakan tugas penyelamatan setelah menerima informasi.

“Mengetahui datanya orang syahbandar, kami tidak tahu jumlah penumpang, dan kami hanya mencari saja. Kalau kami dikabari dan data yang kami dapat 43 orang, 17 sudah ditemukan,” kata Djunaidi.

Untuk penyebab kecelakaan kapal tersebut, diduga akibat kehabisan Bahan Bakar Minyak (BBM), serta cuaca buruk yang terjadi di sekitar wilayah perairan di Sulsel saat waktu kejadian.

“Faktornya, bisa jadi karena kebanyakan penumpang, kebanyakan barang, terus BBM-nya juga tidak cukup. Perjalanan ini mengapa juga dilepas (saat kondisi cuaca ekstrem),” katanya.

Djunaidi menambahkan, sebanyak tujuh penumpang sebelumnya diselamatkan Kapal TB Sabang 25 pada pukul 03.00 WITA saat itu menuju Banjarmasin. Dari komunikasi melalui radio, kapal ini berhasil kontak dengan kapal TB Max yang ikut menyelamatkan sembilan orang serta kapal lainnya, TB Cipta satu orang. Kedua kedua kapal ini hendak menuju Marowali, lalu akan singgah ke perairan Tanakeke untuk menurunkan para korban.

Tujuh identitas korban selamat di angkut kapal TB Sabang 25, masing-masing berjenis kelamin perempuan yakni, Thoibatussibhan (21), Rahma Tullah (28) Husni (40), Hj Bidarapi (61). Laki-laki, M Rahman (17), Syamsir (41), Moh Hidayatullah (19). Untuk 10 korban lainnya, identitas masih menunggu informasi dari kapal lain yang sebelumnya telah menurunkan mereka di tempat aman. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version