Ahmad mengapresiasi acara Pelangi Cinta Nusantara yang mementaskan seni dan budaya, ngaji nusantara, deklarasi damai, dan sarasehan budaya.
Menurut dia, berbicara terorisme tidak bisa lepas dari radikalisme atau ekstremisme dalam terminologi internasional.
“Paham radikal dan paham ekstrem ini yang menjiwai aksi terorisme. Jadi, dapat dikatakan semua teroris pasti berpaham radikal meskipun tidak semua yang terpapar paham radikal otomatis menjadi teroris,” katanya.
Dikatakan pula bahwa hal itu yang harus digarisbawahi dan yang lebih penting lagi tidak ada kaitannya radikalisme dan terorisme dengan agama apa pun, tidak ada kaitannya karena tidak ada satu pun agama yang membenarkannya.
Akan tetapi, kata dia, ini terkait dengan cara beragama dan pemahaman keagamaan yang salah dan menyimpang dari oknum umat beragama dan biasanya hal ini didominasi oleh umat beragama yang menjadi mayoritas di suatu wilayah atau suatu negara.
“Kebetulan di Indonesia ini mayoritas muslim maka teroris yang kami tangkap, kami proses hukum KTP-nya muslim. Saya tidak berani mengatakan Islam karena Islam yang saya pahami yang saya yakini sangat mulia, sangat tinggi,” katanya. (rdr/ant)