“Ada beberapa hal tadi yang menjadi catatan oleh tim evaluasi, salah satunya dokumen-dokumen yang perlu dilengkapi. Namun bukan hal-hal yang prinsip,” kata dia.
Ia mengatakan bahwa pihaknya optimis bisa melengkapi hal yang menjadi evaluasi dari tim dan pada tahun ini Kota Payakumbuh dapat mencapai KLA kategori Nindya.
“Dari sembilan perangkat daerah yang terlibat, seluruhnya telah memiliki program langsung terkait dengan peningkatan KLA. Semua sudah berjalan dengan baik dan dinas telah menjelaskan programnya tersebut,” ujarnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Agustion mengatakan dalam beberapa tahun terakhir jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak cenderung menurun.
“Selama tahun 2022 berjalan baru ada delapan kasus. Sedangkan pada 2021 terdapat 31 kasus kekerasan pada perempuan dan anak,” ujarnya didampingi Kabid Perlindungan Anak Atrimon.
Ia mengatakan bahwa bentuk kasus kekerasan terhadap masih didominasi kekerasan secara fisik yang dilakukan oleh orang tua maupun teman.
Terkait langkah penanganan, salah satu yang dilakukan adalah dengan melakukan mediasi melalui wadah Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang telah disiapkan.
“Alhamdulillah kasus-kasus kekerasan terhadap anak semuanya langsung kita tangani dan untuk yang 2021 sudah diselesaikan semuanya,” katanya. (rdr/ant)