“Saya ingin para pelajar dapat menguasai keahlian spesifik yang bersifat praktikal dan siap memasuki dunia kerja,” kata Basuki.
“Kami sangat senang MoU Indonesia dan Belanda di bidang sumber daya air akhirnya bisa ditandatangani karena sudah lama kita tunggu dan belum bisa direalisasikan karena pandemi COVID-19. Saya yakin ini bisa lebih memperkuat dan mempererat kerjasama Indonesia dan Belanda,” Basuki menambahkan.
Sebelum bertemu dengan Harbers, Basuki juga melakukan pertemuan dengan CEO Global Center of Adaptation (GCA) Patrick Verkooijen. Pada pertemuan ini, Basuki mengundang tim advance GCA untuk datang ke Indonesia pada akhir Juni 2022 guna membahas rencana program aksi konkrit dengan tim Kementerian PUPR.
“Kami akan usulkan kepada Presiden RI untuk masuk dalam salah satu agenda G20 di Bali, di mana faktor adaptasi terhadap perubahan iklim adalah sentral dalam setiap penetapan kebijakan dan program pembangunan sehingga memiliki nilai dan dampak nyata bagi ekonomi,” kata Basuki.
Turut mendampingi Menteri Basuki, Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda Mayerfas, Inspektur Jenderal PUPR T Iskandar, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja dan Pakar Tata Air Arie Setiadi Moerwanto. (rdr/ant)