Presiden mencontohkan, para pengusaha HIMPI dapat berkecimpung dalam usaha komoditas pangan seperti jagung, sorgum, sagu, singkong, hingga porang.
“Ke depan, saya pastikan karena ada problem besar yang lebih besar lagi, yaitu perubahan iklim, pangan akan menjadi persoalan seluruh negara,” ujarnya
Presiden juga meminta HIMPI untuk berhati-hati terutama terhadap kenaikan harga energi dan komoditas pangan. Presiden mencontohkan, gas alam mengalami kenaikan 153 persen dan batu bara 133 persen.
“Tapi hati-hati di luar itu, kenaikan-kenaikan yang perlu kita waspadai urusan gandum, urusan jagung, urusan kedelai yang naik kurang lebih 30-an persen, nanti imbasnya ke mana-mana.”
“Gandum, karena penghasil gandum 30-40 persen Ukraina dan Rusia sekarang ini bermasalah, gandum seluruh dunia harganya naik, dan kita nanti di sini ada mi, di sini ada roti, semuanya berasal dari gandum,” ujarnya.
Sementara untuk jagung, Presiden menyampaikan bahwa tujuh tahun yang lalu Indonesia masih mengimpor 3,5 juta ton jagung. Namun, data terakhir kuartal I menunjukkan penurunan impor menjadi 800 ribu ton.
“Artinya turun sangat drastis. Tapi masih ada 800 ribu tadi harus diselesaikan, siapa pun yang memiliki lahan, harus tanam jagung agar enggak impor lagi,” tutupnya. (rdr)