Namun, sebut Gaidai, pasukan Rusia menghancurkan sebuah jembatan yang membentang di atas Sungai Siverskyi Donets yang menghubungkan Sievierodonetsk dengan kota Lysychansk. Itu berarti dari tiga jembatan, kini hanya tinggal satu jembatan saja yang masih utuh.
“Jika setelah gempuran baru, jembatan itu roboh, kota ini akan sepenuhnya terputus. Tidak akan ada cara meninggalkan Sievierodonetsk menggunakan kendaraan,” ucap Gaidai, sembari menekankan kurangnya kesepakatan gencatan senjata dan tidak adanya koridor evakuasi yang disepakati kedua negara.
Sementara itu, kepala administrasi Sievierodonetsk, Oleksandr Stryuk, mengatakan bahwa lebih sedikit dari sepertiga kota masih dikuasai pasukan Ukraina, sedangkan dua pertiga lainnya di tangan pasukan Rusia. “(Pasukan) Kami mempertahankan garis pertahanan dengan kuat,” tegas Stryuk.
Gaidai menambahkan bahwa di Lysychansk, gempuran Rusia menewaskan seorang bocah berusia 6 tahun. Reuters tidak bisa memverifikasi laporan itu.
Rusia diketahui mengalihkan fokus invasinya ke wilayah Donbas, yang dikuasai separatis pro-Moskow sejak tahun 2014 lalu, setelah pasukannya dipukul mundur oleh Ukraina dari area sekitar ibu kota Kiev. Jatuhnya kota Sievierodonetsk, yang menjadi wilayah terakhir yang dikuasai Ukraina di Luhansk, akan membawa Rusia semakin dekat dengan tujuannya menguasai seluruh Donbas. (rdr/detik.com)