“Kita menarik perhatian mitra-mitra kita setiap hari terhadap fakta bahwa hanya artileri modern dalam jumlah yang cukup bagi Ukraina yang akan memastikan keuntungan kita,” cetusnya.
Penasihat kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak dalam pernyataan terpisah mengungkapkan bahwa negaranya membutuhkan 1.000 unit howitzer, 500 unit tank, dan 1.000 unit drone di antara senjata-senjata berat lainnya.
Dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Rusia, RIA, juru bicara separatis pro-Moskow Eduard Basurin mengklaim tentara Ukraina telah diblokade secara efektif di Sievierodonetsk. Dia memperingatkan agar para tentara Ukraina itu menyerahkan diri atau menghadapi kematian.
Juru bicara Legiun Internasional untuk Pertahanan Ukraina, Damien Magrou, dalam pernyataan terpisah menyebut situasi di Sievierodonetsk berisiko menjadi seperti kota pelabuhan Mariupol, di mana ‘kantong besar petempur Ukraina terputus dari pasukan Ukraina lainnya’.
Saat Mariupol jatuh ke tangan Rusia bulan lalu usai dikepung dan digempur berminggu-minggu, ratusan warga sipil dan petempur Ukraina yang luka parah terjebak selama berminggu-minggu di dalam pabrik baja Azovstal.
Rusia membantah telah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya sebagai ‘operasi militer khusus’ untuk mengembalikan keamanan dan mende-Nazifikasi negara tetangganya. Ukraina dan negara Barat menyebut itu sebagai dalih semata untuk invasi yang menewaskan ribuan warga sipil dan memicu konflik lebih luas di kawasan Eropa. (rdr/detik.com)