“Saya juga tekankan bahwa pembentukan kelompok-kelompok atau minilateralisme di kawasan Indo-Pasifik harus menjadi building block untuk menciptakan stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran di kawasan,” lanjutnya.
Hal ketiga yang disampaikan Menlu Retno adalah pentingnya mengedepankan kerja sama konkret.
Menurut dia, kerja sama di kawasan Indo-Pasifik tidak dapat dibangun hanya berdasarkan pendekatan politik keamanan semata.
“Pandangan ASEAN tentang Indo-Pacific menawarkan kerja sama konkret yang bermanfaat bagi rakyat di kawasan khususnya di bidang maritim, konektivitas, Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dan kerja sama ekonomi terutama perdagangan dan investasi,” kata Retno memaparkan.
Dia menekankan bahwa keempat bidang kerja sama tersebut mewakili kepentingan semua negara di kawasan yang dapat menyatukan dan tidak memecah belah kepentingan bersama.
Dia menambahkan bahwa kerja sama konkret dapat mendorong saling ketergantungan antarnegara dan dapat menimbulkan rasa saling percaya.
“Dan spirit (semangat) ini harus terus didorong. Dan saya juga sampaikan dukungan Uni Eropa terhadap implementasi konkret Pandangan ASEAN tentang Indo-Pacific sangat penting,” ucap Menlu Retno.
Dalam pernyataan penutupnya dalam pertemuan dialog tingkat tinggi tersebut, Menlu Retno juga menyampaikan bahwa perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik tidak hanya bermanfaat bagi kawasan, namun juga bagi dunia secara keseluruhan.
“Sebagai mitra strategis ASEAN, Uni Eropa dapat berperan besar untuk merealisasikan hal ini dengan mengedepankan kerja sama win-win atau saling menguntungkan yang bermanfaat bagi semua,” katanya.
Menlu RI pada kesempatan itu mengajak kembali semua pihak untuk terus menghidupkan semangat multilateralisme, perdamaian, dan kolaborasi. (rdr/ant)