“Karena itu kami yang sebelumnya berada di Padang termotivasi membuka rehabilitasi di Pariaman dengan sistem subsidi silang, orang yang berkecukupan membantu orang-orang ekonominya di bawah rata-rata. Untuk yang ekonominya lemah hanya membayar uang makan sebesar Rp30 ribu per hari,” ujarnya.
Ia mengatakan GRC tersebut telah beroperasi selama satu bulan dengan jumlah pasien lima orang dari berbagai daerah di provinsi itu. Dua orang dari pasien tersebut menginap di GRC sedangkan tiga lainnya rawat jalan.
Ia menyampaikan karena GRC masih baru maka pihaknya masih terkendala sarana dan prasarana untuk mendukung rehabilitasi pecandu narkoba. Meskipun mengalami kendala dalam sarana dan prasarana namun tidak mempengaruhi program yang disiapkan.
Konselor GRC Okky Fianda Satria mengatakan untuk membantu pasien itu pihaknya menggunakan metode pendekatan spritual dan terapi komunitas yaitu sekelompok orang yang mengalami masalah yang sama berkumpul menghadapi masalah yang sedang dihadapi.
“Selama penyembuhan, ketika mereka merasa jenuh sesekali kami membawa mereka ke tempat hiburan seperti tempat wisata dan pemandian,” ujar dia.
Ia menambahkan pihaknya juga memiliki program pelatihan untuk menambah kemampuan pasien sebagai bekalnya setelah direhabilitasi yang saat ini baru berternak ikan lele dan nantinya juga budidaya ayam. (rdr/ant)