800 Keluarga di Korea Utara Diserang Penyakit Usus ‘Ganas’, Mematikan jika tak Diobati

Ilustrasi penyakit usus. (Shutterstock)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Korea Utara melaporkan setidaknya 800 keluarga tengah berjuang melawan penyakit misterius usus ‘ganas’. Wabah ini dilaporkan sebulan setelah Korut mengkonfirmasi kasus pertama COVID-19.

Media pemerintah setempat belum mengungkapkan nama penyakit usus yang diidap banyak warganya, tetapi sejauh ini diduga berkaitan dengan kolera atau tifoid. Gejala yang muncul seperti diare, demam, kram, dan bisa mematikan jika tidak diobati.

Korea Selatan belakangan bahkan menawarkan bantuan untuk menangani penyakit tersebut, tetapi Korea Utara belum memberikan tanggapan.

Situasi tersebut dapat menghadirkan tantangan besar bagi pemerintah Korea Utara, yang mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani dua wabah penyakit utama pada saat yang bersamaan, yakni dengan COVID-19.

Kamis lalu, pihak berwenang telah memerintahkan semua kasus suspek atau yang dicurigai terpapar untuk dikarantina. Pada hari Jumat, mereka mengatakan fasilitas karantina sedang didirikan secara nasional.

Sejak pertengahan bulan lalu, Korea Utara telah melaporkan 4,58 juta kasus demam tetapi hanya 73 kematian. Jika kasus demam dihitung sebagai kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, itu berarti Korea Utara telah mencapai tingkat kematian COVID-19 terendah di dunia sejauh ini.

Namun,tidak sedikit yang meragukan kebenaran data tersebut, lantaran sistem perawatan kesehatan kuno Korea Utara dan kemungkinan kurangnya perawatan COVID-19 yang efektif. Korea Utara sebelumnya juga tidak memiliki vaksin COVID-19.

Korea Utara telah berulang kali mengabaikan tawaran vaksin dari COVAX, upaya distribusi vaksin yang didukung oleh PBB. Namun, Gavi, aliansi vaksin yang membantu menjalankan COVAX, mengatakan awal bulan ini bahwa pihaknya mulai menerima tawaran tersebut dari China dan telah mulai memberikan beberapa dosis vaksin. Namun, tidak ada detail terkait hal tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belakangan bahkan mengatakan situasi COVID-19 Korea Utara semakin buruk, bukan lebih baik. (rdr/detik.com)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version