Novi mengatakan bahwa tujuh kecamatan di Solok Selatan memiliki potensi banjir karena memiliki sungai besar maupun kecil yang tiba-tiba bisa melimpah saat hujan deras mengguyur.
Tanah bergerak, katanya sudah menjadi ancaman di sejumlah daerah di Solok Selatan karena daerah itu memiliki wilayah-wilayah perbukitan yang telah menjadi permukiman warga.
Dalam upaya meminimalisasi dampak bencana, katanya pemerintah pusat telah membentuk desa tangguh bencana di kabupaten yang berbatasan dengan Kerinci Jambi ini. “Sudah ada 6 nagari, dan tahun ini akan ditambah satu lagi di daerah Pauh Duo,” katanya.
Ia mendorong pemerintah nagari yang daerahnya telah dikukuhkan sebagai desa tangguh bencana mengaktifkan kembali sumber daya masyarakatnya sehingga bisa mengurangi risiko bencana. “Kami ingin ketika ada bencana mereka ada,” ujarnya. (rdr/ant)