Sebab, Jasa Marga saat ini ditugaskan untuk membangun 5 ruas tol yakni jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Yogyakarta-Solo, Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci), Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi), dan Jalan Akses Patimban.
“Hal ini perlu menjadi perhatian pihak pembeli saham mengingat Jasa Marga saat ini membutuhkan modal untuk merampungkan pembangunan lima ruas tol yang merupakan penugasan dari pemerintah,” kata Andre.
Sekadar diketahui, sebelumnya PT Jasa Marga (Persero) Tbk melakukan divestasi atas kepemilikan saham di PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), anak usaha Jasa Marga yang mengelola Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ).
Divestasi 40% dari total 80% saham Jasa Marga itu dijual kepada PT Marga Utama Nusantara (MUN) yang merupakan anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk (META). Mayoritas saham META sebesar 74,65% dimiliki Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI).
MPTI merupakan perusahaan di bawah Metro Pacific Investment (MPI), salah satu anak usaha First Pacific yang dimiliki Anthony Salim.
Saat ini kedua perusahaan tersebut yakni Jasa Marga dengan PT Marga Utama Nusantara (MUN) telah memasuki tahap penandatanganan Conditional Sale and Purchase Agreement of Shares (CSPA) yang dilakukan pada Kamis (30/6/2022) lalu. (rdr)