Masalah kesadaran berlalu lintas, lanjut Adi, berkaitan dengan adanya toleransi empati dan peduli terhadap sesama pengguna jalan berlalu lintas yang baik. Upaya-upaya ini telah dilakukan dalam pendidikan keselamatan berlalu lintas pada jalur formal maupun non formal.
“Pada jalur formal itu kita terapkan pada tingkat SD, SMP, dan SMA. Dan itu kita sudah melaksanakan MOU dengan Diknas terkait untuk memasukkan pelajaran tertib berlalu lintas ke seluruh sekolah.”
“Kegiatan-kegiatan pendidikan lalu lintas itu, Untuk jalur non formalnya dapat dilakukan secara langsung melalui media atau training training atau kita punya safety driving center,” terangnya.
Selain itu lanjutnya, dalam pendidikan non formal ada kegiatan Polisi Sahabat Anak, Patroli Keamanan Sekolah, Cakra Bhayangkara, Taman lalu lintas dan Kampus Pelopor Keselamatan atau biasa disebut KPK.
Dengan harapan kalau diberikan pemahaman dari sejak dini otomatis pesannya akan lebih dalam.
“Setiap hari pihaknya pergi ke tempat tempat keramaian , disana anggota menjelaskan tentang berlalu lintas yang baik, alhamdulillah apa yang telah kita lakukan diterima oleh masyarakat,” ujarnya. (rdr-007)