JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Gelombang panas menerjang Eropa hingga memicu kebakaran hutan di sejumlah negara mulai dari Prancis, Spanyol hingga Portugal. Setidaknya dua orang tewas selama dua hari kebakaran hutan di Spanyol berlangsung.
Petugas menemukan jasad seorang peternak domba di daerah perbukitan pada Senin (18/7/2022) kemarin. Sehari sebelumnya, petugas kebakaran berusia 62 tahun juga meninggal di lokasi yang sama.
Menanggapi kebakaran di wilayahnya, Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, meninjau lokasi kebakaran di Extremadura. “Perubahan iklim membunuh. Membunuh orang, membunuh ekosistem, dan keanekaragaman hayati kita,” kata Sanchez pada akhir pekan lalu.
Menteri Transisi Ekologi Spanyolm Teresa Ribera, juga turut berkomentar. “[Spanyol] benar-benar dalam amukan api,” jelas dia,
Ribera juga memperingatkan beberapa hari ke depan gelombang panas mungkin akan berlangsung lebih mengerikan. Tercatat, lebih dari 10 hari terakhir suhu ekstrem di Spanyol mencapai di atas 40 derajat celsius. Imbas gelombang panas ini, Spanyol melaporkan setidaknya 748 orang meninggal.
Gelombang panas di Spanyol diperkirakan akan mereda pada Selasa, namun suhu akan naik lagi keesokan harinya.
Sementara itu, di Prancis petugas kesulitan memadamkan api imbas angin panas dan cuaca yang mencapai rekor. “Api benar-benar meledak,” ujar kepala dinas pemadam kebakaran di Prancis, Marc Vermeulen dikutip Associated Press pada Senin (18/7).
Ia kemudian melanjutkan, “Kami tengah menghadapi kondisi ekstrem dan luar biasa.” Pada akhir pekan lalu, Kementerian Dalam Negeri Prancis mengerahkan total enam pesawat untuk memerangi api.
Sementara itu, lebih dari 200 sukarelawan juga dikerahkan membantu petugas memadamkan api. Ratusan relawan itu bergabung dengan sedikitnya 1.500 petugas yang terus mencoba memadamkan api.
Untuk menghindari potensi korban, pihak berwenang mengevakuasi 14.900 penduduk di daerah yang mungkin berada di jalur kebakaran. Termasuk, wilayah yang terimbas asap tebal. Secara keseluruhan, tercatat 31 ribu orang yang dievakuasi sejak awal kebakaran pada 12 Juli lalu.
Di Inggris, gelombang panas bahkan sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan. Pemerintah sampai-sampai memperkirakan suhu akan mencapai di atas 40 derajat celsius. “(Suhu) 41 derajat celsius, kemungkinan. Kami bahkan punya model suhu sekitar 43 celsius, tapi kami berharap tak akan setinggi itu,” kata CEO Badan Meteorologi Inggirs, Penelope Endersby.
Perkiraan cuaca itu membuat operator kereta api memperingatkan gelombang panas bisa merusak rel. Sebagai salah satu upaya melawan gelombang panas, beberapa sekolah mendirikan kolam rendam guna membantu anak-anak mendinginkan diri.
Empat kebakaran juga terjadi di Portugal Utara. Pemerintah kemudian mengerahkan 600 petugas untuk memadamkan api. (rdr/cnnindonesia.com)