Petani Kelapa Sawit di Agam Tak Panen, Penyebabnya Harga TBS Anjlok

Pemerintah diminta mencarikan solusi agar harga TBS itu menjadi normal, agar petani kelapa sawit sejahtera.

Ilustrasi tandan buah segar kelapa sawit. (net)

AGAM, RADARSUMBAR.COM – Petani kelapa sawit di Kabupaten Agam, Sumatera Barat tidak memanen tandan buah segar (TBS) akibat harga cukup murah mencapai Rp500 per kilogram semenjak beberapa minggu lalu.

Salah seorang petani kelapa sawit di Palembayan Agam, Rano Piliang (39) di Lubukbasung, Sabtu, mengatakan harga tandan buah segar (TBS) hanya Rp500 per kilogram dan harga ini terjadi semenjak 15 hari lalu.

“Sebelumnya harga TBS hanya Rp400 per kilogram dan setelah Idul Fitri 1443 H mencapai Rp2.500 per kilogram,” katanya.

Dengan kondisi harga cukup murah, ia tidak memanen TBS semenjak beberapa minggu lalu, sehingga buah berjatuhan.

Hal itu dilakukan karena biaya produksi cukup tinggi mulai dari upah panen sebesar Rp200 per kilogram, biaya lansir dari kebun ke jalan utama Rp300 per kilogram.

“Harga TBS hanya Rp500 per kilogram dan harga produksi Rp500 per kilogram. Saya tidak mendapatkan keuntungan, sehingga TBS tidak saya panen dan hanya berjatuhan,” katanya.

Ia mengakui, murahnya harga TBS akibat pabrik tidak membeli TBS milik petani setelah persediaan TBS cukup banyak di pabrik kelapa sawit. Ini akibat tangki penyimpanan CPO di perusahaan itu sudah penuh, setelah impor CPO tidak ada.

“Ini informasi yang kami peroleh dari pedagang pengumpul, sehingga perusahaan menurunkan harga dan pedagang ada tidak membeli TBS,” katanya.

Sementara, Petani Kelapa Sawit Lubukbasung Agam, Rahim menambahkan pihaknya juga tidak memanen TBS selama satu periode panen, akibat harga hanya Rp500 per kilogram.

“Saya satu periode tidak memanen, sehingga TBS di lahan 2,5 hektare sudah berjatuhan akibat sudah matang,” katanya.

Ia menambahkan, saat ini harga TBS tingkat petani sudah mencapai Rp700 per kilogram. Namun apabila langsung diantar ke perusahaan harga mencapai Rp1.000 per kilogram.

Untuk itu, ia berharap pemerintah mencarikan solusi agar harga TBS itu menjadi normal, agar petani kelapa sawit sejahtera.

“Saya langsung mengantar TBS ke perusahaan sawit dengan jarak dari lahan sekitar 15 kilometer,” katanya. (rdr/ant)

Exit mobile version