Oleh karena itu, ia telah membuat serangkaian rekomendasi untuk empat kelompok negara:
Pertama, mereka yang belum melaporkan kasus cacar monyet, atau belum melaporkan kasus lebih dari 21 hari;
Kedua, mereka yang baru saja mengimpor kasus monkeypox dan mengalami penularan dari manusia ke manusia.
Ini termasuk rekomendasi untuk menerapkan respons terkoordinasi untuk menghentikan penularan dan melindungi kelompok rentan;
-Untuk melibatkan dan melindungi masyarakat yang terkena dampak;
-Mengintensifkan pengawasan dan upaya kesehatan masyarakat;
-Memperkuat manajemen klinis dan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan klinik;
-Untuk mempercepat penelitian penggunaan vaksin, terapi dan alat lainnya;
-Dan rekomendasi perjalanan internasional.
Kelompok negara ketiga adalah negara-negara dengan penularan cacar monyet antara hewan dan manusia;
Dan yang keempat adalah negara dengan kapasitas produksi untuk diagnostik, vaksin, dan terapi.
“Saya berterima kasih kepada Komite Darurat atas pertimbangan dan sarannya. Saya tahu ini bukan proses yang mudah atau langsung, dan ada perbedaan pandangan di antara para anggota.”
Terkonsentrasi di Kelompok Gay
Peraturan Kesehatan Internasional tetap menjadi alat vital untuk menanggapi penyebaran penyakit internasional. Namun proses ini menunjukkan sekali lagi bahwa alat vital ini perlu diasah agar lebih efektif.
“Jadi saya senang bahwa di samping proses negosiasi kesepakatan internasional baru tentang kesiapsiagaan dan respons pandemi, Negara-negara Anggota WHO juga mempertimbangkan amandemen yang ditargetkan pada Peraturan Kesehatan Internasional.”
“Termasuk cara-cara untuk meningkatkan proses untuk menyatakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.”
Meskipun Tedros menyatakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, untuk saat ini wabah ini terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual.
Artinya, ini adalah wabah yang bisa dihentikan dengan strategi yang tepat di kelompok yang tepat.
Oleh karena itu, penting bahwa semua negara bekerja sama dengan komunitas laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, untuk merancang dan menyampaikan informasi dan layanan yang efektif. Dan untuk mengadopsi langkah-langkah yang melindungi kesehatan, hak asasi manusia, dan martabat masyarakat yang terkena dampak.
Stigma dan diskriminasi bisa sama berbahayanya dengan virus apa pun. Selain rekomendasi WHO kepada negara-negara, Tedros juga menyerukan kepada organisasi masyarakat sipil, termasuk mereka yang berpengalaman dalam bekerja dengan orang yang hidup dengan HIV, untuk bekerja bersama kami dalam memerangi stigma dan diskriminasi.
“Tetapi dengan alat yang kita miliki saat ini, kita dapat menghentikan penularan dan mengendalikan wabah ini,” pungkasnya. (rdr/liputan6.com)