SOLOK KOTA, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kota (Pemko) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok mengadakan orientasi kegiatan pemetaan HIV/AIDS bagi petugas lapangan dan pemangku kepentingan sebagai upaya dalam penanggulangan penyakit menular itu di daerah setempat.
Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan (P3PL), Dinkes Kota Solok Hiddayaturrahmi di Solok, Jumat mengatakan, pemetaan populasi kunci ini perlu dilaksanakan dalam rangka memberikan gambaran epidemi yang terjadi pada kelompok populasi paling berisiko.
Selain itu, pemetaan merupakan alat penting untuk merencanakan intervensi program HIV bagi populasi kunci. Secara teknis, kegiatan ini dilakukan dua sampai tiga tahun sekali secara berkesinambungan, terutama pada lokasi yang sama.
“Untuk itu, kita akan melakukan pemetaan populasi kunci HIV-AIDS di Kota Solok,” ujar dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan pemerintah terus berupaya menanggulangi penyakit HIV dengan dikeluarkannya Permenkes Nomor 21 tahun 2013 tentang penanggulangan HIV/AIDS dengan tujuan three zero pada tahun 2030, yakni zero penularan HIV baru, zero kematian kasus AIDS, dan zero deskriminasi.
“Selain itu, agar dapat menjauhi penyakitnya, maka bukan orangnya yang disingkirkan tetapi penyakitnya. Dengan slogan Temukan, Obati, dan Pertahankan (TOP) melalui pembinaan,” ucap dia.
Pihak Dinas Kesehatan Kota Solok akan melakukan Monev relokasi/tempat populasi kunci, serta melakukan pemetaan populasi kunci HIV/AIDS sebagai bentuk upaya rencana tindak lanjut nantinya.
Di samping itu, pada tahun 2022 hingga 2023 ini Provinsi Sumatera Barat mendapat dukungan dana hibah dari The Global Fund lewat program New Funding Model Continuation AIDS (NFMc AIDS) dengan tiga kabupaten/kota dukungan, yakni Kota Padang, Bukittinggi, dan Kota Solok.
Program ini berkesinambungan dengan APBN untuk mengatasi permasalahan terkait HIV/AIDS di Indonesia. Sehubungan dengan dukungan tersebut perlu dilaksanakan pertemuan dan koordinasi awal program yang akan dilaksanakan di Kota Solok yang pada tahun 2022/2023 menjadi SSR atau sub-sub recipient dana hibah global fund.
Selain itu, pada tahun 2021 Kota Solok masuk kategori epidemic terkonsentrasi dengan jumlah tes HIV sebanyak 2.305 orang, di temuan hasil positif HIV-AIDS sebanyak 12 orang.
Dari hasil penemuan itu belum semuanya memperoleh pengobatan antiretroviral (ARV). Obat ARV berguna untuk mengendalikan infeksi virus sehingga pasien ODHA (orang dengan HIV AIDS) bisa hidup sehat sekaligus mengurangi risiko penularan kepada orang lain.
Lebih lanjut, pelaksanaan kegiatan dukungan pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS pada tahun 2022 di Kota Solok, ODHA bisa melakukan pengobatan dan sharing mengenai HIV AIDS di tiga fasilitas pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Nan Balimo, Puskesmas Tanah Garam, dan RSUD M. Natsir.
Pasien terkonfirmasi HIV AIDS diimbau untuk melaporkan ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yang akan menjamin kerahasiaan data pasien.
Melalui pertemuan ini diharapkan mampu mengoptimalkan percepatan pencapaian target program HIV/AIDS, serapan dana hibah GF AIDS NFMc dan rencana pelaksanaan kegiatan dukungan GF ATM Komponen AIDS dalam periode hibah tahun 2022-2023. (rdr/ant)