KESEHATAN, RADARSUMBAR.COM – Mengupil merupakan kebiasaan yang sepenuhnya normal. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun kerap melakukannya.
Namun, pakar pun mengakui bahwa mengupil merupakan kebiasaan yang menjijikan. Sebab, hidung tidak hanya berisi ingus saja.
Menurut Science Alert, sekitar 22.000 siklus napas per hari, lendir pembentuk kotoran membentuk filter biologis untuk menangkap debu dan alergen.
Sel di saluran hidung yang disebut sel goblet menghasilkan lendir untuk menjebak virus, bakteri dan debu yang mengandung zat berpotensi berbahaya, seperti timbal, asbes, dan serbuk sari.
Lendir di hidung dan antibodi serta enzimnya merupakan sistem pertahanan kekebalam garis depan terhadap infeksi.
Rongga hidung juga memiliki mikrobioma sendiri, yang bisa terganggu dan menyebabkan berbagai kondisi, seperti rinitis.
Namun secara umum, mikrobioma di dalam hidung berfungsi untuk mengusir kuman. Debu, mikroba, dan alergen yang terperangkap dalam lendir akhirnya akan tertelan saat menetes ke tenggorokan. Kondisi ini tidak menyebabkan masalah.
Tidak hanya itu, kuman di dalam hidung seperti Golden Staph (Staphylococcus aureus) juga dapat menyebabkan berbagai infeksi ringan hingga berat.
Mengupil juga dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko Golden Staph menyebar ke luka, yang mana bisa menimbulkan risiko lebih serius.
Sementara, menurut sebuah studi Juni 2016 di Infection Control & Hospital Epidemiology, mengupil juga lebih mungkin membawa Staphylococcus aureus, bakteri yang menyebabkan infeksi staph.
“Keak dan lendir di hidung memiliki tujuan penting untuk menjebak kuman sebelum mereka dapat masuk lebih dalam ke saluran hidung dan saluran udara dan menyebabkan infeksi,” papar Cusumano.
“Mengupil dapat menyebabkan perpindahan partikel infeksius ini ke jari-jari, yang kemudian dapat menemukan jalan ke mulut dan ke tubuh Anda.”
Dan jika kuman penyebab penyakit ada di jari Anda sebelum Anda mengupil, Anda bisa menyebarkannya ke hidung dan menginfeksi diri Anda sendiri. (rdr/hmk)