Situs Sekretariat Kabinet Diretas Black Hat, Apa Itu?

Dalam dunia hacker, terdapat tiga istilah kelompok. Kalau seperti ditampilkan di situs itu dijadikan nama komunitas.

ilustrasi hacker

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Situs resmi Sekretariat Kabinet belakang sempat diretas oleh hacker. Hacker ini juga sempat meninggalkan tulisan di dalam situs yakni Padang Black Hat | Anon Illusion Tea. Pwned By Zyy Ft Lutfifake. Sampai saat ini, situs Sekretaris Kabinet masih dalam perbaikan.

Terpantau pada Senin (2/8/2021) sekitar pukul 12.30 WIB, situs Sekretaris Kabinet dalam keadaan maintenance. “Kami akan segera kembali! Mohon maaf untuk ketidaknyamanannya, saat ini kami sedang melakukan update sistem. — Sekretariat Kabinet RI,” begitu narasi yang ditampilkan dalam situs.

Menurut anggota Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) di Padang, M Riza, black hat merupakan kelompok hacker yang ingin menjebol suatu sistem. Dalam dunia hacker, terdapat tiga istilah kelompok. Kalau seperti ditampilkan di situs itu dijadikan nama komunitas.

“Sebenarnya ada istilah black hat, kemudian white hat, selanjutnya grey hat. Itu seperti kebiasaan di tim IT, mereka membuat tim dua kubu,” kata Riza dilansir dari langgam.id, Senin (2/8/2021).

Kelompok white hat, kata dia, pada umumnya berada pada kubu yang mempertahankan keamanan dari suatu sistem. Sedangkan black hat, kebalikan dari kelompok white hat.

“Black hat berada di kubu yang ingin menjebol suatu sistem. Tetapi menjebol dalam artian umum, bukan merusak. Jadi mereka ingin masuk suatu sistem, mencari celah lalu meninggalkan bukti,” jelasnya.

“Kemudian si white hat, oh ternyata ada bukti orang masuk. Jadi semacam ada simbiosis antara white hat dan black hat tapi tidak secara langsung. Jadi black hat itu memang secara natural kelompok-kelompok (hacker) yang ingin masuk atau menjebol suatu sistem,” sambung Riza.

Dia mengatakan, kelompok hacker black hat belum tentu berniat jahat. Namun kebanyakan peretas situs yang terjadi dilakukan kelompok black hat semacam hacktivist.

“Atau hacking yang dilakukan kelompok-kelompok aktivis. Baik apakah aktivis dilakukan perorangan maupun membawa lembaga organisasi mereka. Kemungkinan ada hacktivist, merasa tidak senang terhadap kebijakan-kebijakan atau apalah namanya,” ujarnya.

Riza mengungkapkan, dari kalimat yang ditinggal hacker di situs Sekretariat Kabinet kemungkinan rasa ketidakpuasan. Namun tetap hal ini hanya dugaan, maksud sebenernya hanya si hacker yang tahu.

“Kebanyakan sih hacktivist. Terkait penamaan, bisa mengaku menjadi siapa saja di dunia online. Salah satu sifat dari kegiatan online yang dijunjung tinggi adalah anonymity,” tuturnya. (*)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version