“Kasihan masyarakat di sana, seperti dalam ketakutan. Saya menduga ada semacam premanisme, kalau menurut saya,” ucapnya.
“Wong katanya masyarakat, pelakunya sampai 50 orang. Tapi lebih pasnya mungkin bisa langsung konfirmasi ke masyarakat,” sambungnya.
Muqiet menambahkan, polisi sudah turun tangan menyelidiki kasus tersebut.
“Untuk dugaan pelaku, saya juga belum tahu. Tapi terkait kasus ini, dari aparat kepolisian di Polsek turun ke lapangan bahkan sempat ngepam juga kabarnya. Tapi warga sama saya tertutup, melihat cukup masif mungkin. Mungkin perlu diekspos agar ada penyelesaian yang baik,” tukasnya.
Dihubungi terpisah, Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo menyatakan, pihaknya sudah melakukan tindakan cepat begitu peristiwa itu terjadi. Sejumlah petugas juga diterjunkan untuk melakukan pengamanan. “Petugas juga masih di sana. Kami juga imbau warga untuk tidak melakukan aksi balasan,” tandasnya.
Ditanya jumlah pelaku dan kronogi peristiwanya, Hery masih belum mau membukanya. Demikian juga motif dari aksi sekelompok orang tersebut. “Ini masih terus kami lakukan pemeriksaan. Masih proses lidik,” ujarnya.
Tentang kerugian material, versi Hery tidak sebanyak dengan yang disampaikan oleh Kiai Muqiet. Hery mengungkapkan, ada satu rumah, dua motor, dan satu mobil yang rusak. “Untuk yang rumah, rusak karena dibakar,” tandasnya. (rdr/detik.com)