“Harusnya dengan kelebihan itu Sumbar harus berada jauh dari ambang batas angka stunting nasional dan yang terjadi tidak demikian.”
“Dan saat ini tentu penguatan akan edukasi masyarakat harus dilakukan serta intervensi terhadap anak berisiko stunting,” kata Wagub Audy.
Selain itu rangkul kampus melalui diskusi-diskusi antara akademisi untuk merumuskan strategi dan langkah pasti dalam menurunkan angka stunting.
“Semua pihak memang harus terlibat mengambil perannya masing-masing dalam menekan angka stunting,” kata dia.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar Fatmawati mengatakan angka prevalensi ini didapatkan dari survei Status Gizi Indonesia 2021 yang dilakukan Kementerian Kesehatan.
“Mereka mengukur tinggi anak di bawah dua tahun dan menemukan tinggi mereka belum mencapai standar yang ada dan ini yang kita target secara bersama-sama,” kata dia.
Pada SSGI 2019 prevalensi stunting di Sumbar di angka 29 persen dan dalam dua tahun mampu turun menjadi 23,3 persen dan ini disebabkan kerja sama seluruh pihak melakukan intervensi stunting.
“Target kita agar terus turun dan membantu pusat menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024,” kata dia. (rdr/ant)