Guncangan pada skala tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan. Kendati demikian, Daryono mengatakan, susunan batuan keras di wilayah Pulau Pagai kemungkinan bisa menekan risiko timbulnya kerusakan akibat gempa.
Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang timbul akibat gempa dan hasil pemodelan menunjukkan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Menurut Daryono, lokasi gempa di Pulau Pagai Selatan dekat dengan lokasi gempa dengan magnitudo 7,7 yang memicu tsunami pada 25 Oktober 2010. Gempa dengan magnitudo 7,7 tersebut menyebabkan 408 orang meninggal dunia dan 303 orang hilang.
“Hanya saja Gempa Pagai 2010 pusatnya dekat ke deformation front, sementara gempa pagi ini pusatnya lebih dekat ke arah Pulau Pagai Selatan,” kata Daryono.
BMKG semula menyatakan bahwa gempa dengan magnitudo 6,0 terjadi pada Selasa pukul 05.48 WIB dan pusat gempa itu berada di laut pada kedalaman 10 km di koordinat 3,17 Lintang Selatan dan 100,18 Bujur Timur, 123 km barat daya Mukomuko.
Namun BMKG kemudian menyampaikan pemutakhiran informasi, menyatakan bahwa gempa tersebut bermagnitudo 5,9 dan epesinternya berada pada kedalaman 21 km di 3,23 Lintang Selatan dan 100,11 Bujur Timur, 135 km arah barat daya Mukomuko.
Setelah itu, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan bahwa pusat gempa dengan magnitudo 5,9 yang terjadi pada pada Selasa pukul 05.48 WIB berada di laut pada kedalaman 21 km di koordinat 3,23 derajat Lintang Selatan dan 100,11 derajat Bujur Timur, sekira 25 km arah barat Pulau Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat. (ant)