JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Ukraina menuduh Rusia melancarkan serangan roket ke area-area dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di wilayahnya. Sedikitnya 14 warga sipil dilaporkan tewas akibat serangan Rusia itu.
Seperti dilansir AFP, Jumat (12/8/2022), Gubernur wilayah Dnipropetrovsk, Valentin Reznichenko, melaporkan serangan pasukan Rusia dalam semalam menewaskan 13 orang dan melukai 11 orang lainnya, dengan lima orang di antaranya dalam kondisi serius.
“Itu malam yang mengerikan,” ucap Reznichenko dalam pernyataan via Telegram, sembari mengimbau warga untuk berlindung saat mendengar sirene berbunyi.
“Saya meminta dan memohon kepada Anda… Jangan biarkan Rusia membunuh Anda,” imbuhnya.
Jumlah korban tewas bertambah menjadi 14 orang, setelah Gubernur Oleksandr Starukh melaporkan seorang wanita tewas akibat serangan rudal Rusia yang menghantam sebuah desa di wilayah Zaporizhzhia. Desa tersebut merupakan lokasi PLTN Zaporizhzhia yang terbesar di kawasan Eropa.
Sebagian besar korban tewas berasal dari kota Marganets yang terpisahkan oleh Sungai Dnipro dari PLTN Zaporizhzhia.
Kepala dewan regional Mykola Lukashuk menyebut serangan itu mengenai jaringan kabel listrik setempat, yang membuat ribuan orang tidak mendapat aliran listrik.
Ukraina dan Rusia saling tuding soal gempuran di sekitar PLTN Zaporizhzhia yang memiliki enam reaktor. Kiev menuduh Rusia mengerahkan ratusan tentara dan menyimpan amunisi di fasilitas nuklir itu sejak merebutnya pada 4 Maret lalu, usai invasi dilancarkan.
Selain di area sekitar PLTN Zaporizhzhia, pertempuran juga berlanjut di wilayah Ukraina bagian timur, di mana tentara Rusia secara bertahap terus bergerak maju.
Salah satunya di kota Bakhmut, di mana menurut Gubernur Pavlo Kyrylenko, serangan Rusia telah menewaskan sedikitnya 6 orang dan melukai tiga orang lainnya. Disebutkan juga bahwa 12 gedung permukiman di wilayah itu mengalami kerusakan akibat serangan Rusia. (rdr/detik.com)