Pemerintah Kemana? Insentif untuk Labor Pemeriksa Swab di Sumbar Sudah Tak Ada Lagi

Mengingat belum adanya pendanaan dari Pemprov Sumbar, maka kami mohon donasi untuk setiap pengambilan swap yang dilakukan di FK Unand, untuk biaya consumables.

Tulisan di Labor Diagnostik FK Unand.

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Tujuh bulan lamanya Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand tidak mendapatkan insentif dari pemerintah.

Selama itu pula Labor yang digawangi Dr. dr. Andani Eka Putra terus berjibaku memeriksa sample swab masyarakat Sumbar. Namun, sepertinya nafasnya saat ini sudah tersenggal.

Hal itu terlihat dari tulisan di dinding laboratorium tersebut yang bertuliskan kalimat mengetuk masyarakat Sumbar. Gambar tulisan di labor pengawal penanganan pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 tersebut langsung viral.

“Mengingat belum adanya pendanaan dari Pemprov Sumbar, maka kami mohon donasi untuk setiap pengambilan swap yang dilakukan di FK Unand, untuk biaya consumables. Donasi tidak memaksa dan tidak ada ketentuan jumlah. Terimakasih.,” begitu tulisan di pintu masuk labor tersebut.

Karena permasalahan tersebut, grup WhatsApp Kawal Covid-19 Sumbar dan TOP100 mengadakan donasi untuk keberlangsungan labor tersebut.

“Ibo kita, labor itu bekerja 24 jam sudah banyak para. Pekerjanya terpapar Covid-19, tapi perhatian pemerintah di Sumbar tidak ada, sudah 7 bulan insentif dan bantuan lain tak dibayarkan bagaimana itu? ” ujar Ilham, salah seorang anggota grup WhatsApp TOP100.

Hanya berselang satu jam, donasi yang dikumpulkan oleh warganet pun sudah mendekati angka Rp13 juta. Meski tak ada support dari Pemprov Sumbar, Dr. dr. Andani Eka Putra terus bekerja.

“Alhamdulillah, per hari ini kita berhasil mengurai sampel di laboratorium, walaupun hari Sabtu kemaren seharusnya tidak menerima sampel, tapi tetap saja ada sampel masuk hingga 5100 sampel,” ujar Andani, Selasa siang kepada wartawan.

Saat ini, di labor di Fakultas Kedokteran Unand Jati Padang Sumbar itu, sudah ada penambahan 2 mesin PCR, satu mesin pinjaman dari Labkesda dan 1 lagi usaha sendiri. Juga tambahan 2 mesin ekstraksi.

“Sehingga minggu kemaren kita mencatat rekor 7812 sampel tanpa pooling dengan 82 kali running PCR,” jelas Andani. (*)

Exit mobile version