BMKG Ingatkan Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada Rabu

"Meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi salah satu penyebab perubahan iklim global"

Pengendara sepeda motor melintas saat hujan di Jalan Raya Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/8/2021). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca ekstrem pada Minggu (1/8) di 22 wilayah, diantaranya memprediksi sembilan wilayah seperti Aceh, Banten dan Jawa Timur berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang, sementara 12 wilayah lainnya seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah diprediksi berpotensi turun hujan disertai petir sampai angin kencang. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa. (ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang yang dapat terjadi di sejumlah provinsi di Indonesia pada Rabu (4/8).

Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir dan angin kencang seperti di Aceh, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Jambi.

Kemudian Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Riau. Lalu di Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.

Khusus di wilayah DKI Jakarta pada Rabu, potensi hujan lebat disertai kilat dengan durasi singkat dapat terjadi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada sore hingga menjelang malam hari. Sementara di Jawa Barat, potensi hujan lebat disertai kilat di wilayah Kab/kota Bogor, Kota Depok, Kab/kota Bekasi, Karawang, Subang, Sukabumi, Cianjur, Bandung Raya, hingga Garut.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memperbarui teknologi guna mengantisipasi perubahan iklim global yang semakin kompleks dan dinamis.

“BMKG terus berupaya mengembangkan teknologi sistem peringatan dini cuaca dan iklim, pun dengan sistem observasi yang didukung dengan sistem informasi. Dengan begitu, masyarakat yang kerap terdampak perubahan iklim seperti nelayan dan petani dapat memantau dan cepat beradaptasi pula,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.

Dwikorita mengatakan, pembaruan teknologi menjadi sangat penting agar dampak perubahan iklim yang begitu cepat bisa dimitigasi dengan baik. Selain itu, untuk menentukan langkah serta aksi yang diperlukan untuk beradaptasi dengan situasi tersebut.

“Meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi salah satu penyebab perubahan iklim global. Kita harus cepat memahami, beradaptasi, dan menyesuaikan diri dengan fenomena ini,” ujar dia. (ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version