Kemudian mengadakan pelatihan terhadap 60 orang kader yang tersebar di 20 puskesmas untuk menyosialisasikan bahaya HIV/AIDS kepada masyarakat.
“Diharapkan kepada masyarakat yang merasa perilaku berisiko dapat memeriksakan kesehatan kepada tenaga kesehatan terdekat,” katanya.
Selanjutnya tidak melakukan seks bebas karena penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit menular serta resiko perilaku dengan waspada jarum suntik, transfusi darah, dari ibu ke janin dan perilaku menyimpang lainnya.
“Penyakit ini membuat ciri daya tahan tubuh mudah menurun dan mudah terserang penyakit penyakit. Makanya bagi yang merasa berperilaku menyimpang segera melakukan pemeriksaan,” harapnya.
Ia menambahkan dengan adanya klinik perawatan dukungan dan pengobatan (PDP) maka masyarakat yang ingin berobat atau pemeriksaan tanpa perlu ke rumah sakit di Kota Padang lagi. (rdr/ant)