Pembebasan lahan untuk selokan tersebut juga merupakan permintaan Pemprov untuk rencana pembangunan jembatan permanen.
Dia berharap Pemprov Sumbar segera membangun jembatan permanen di daerah itu karena jalan itu merupakan akses penting masyarakat.
Sementara itu, salah seorang pengendara Rendi Hakimi Sadri (32) mengatakan semenjak akses terputus dirinya harus melewati jalan alternatif yang jarak tempuhnya lebih jauh.
“Nah, kalau jalan Luhuang sudah bisa dilewati tentu kami sebagai pengendara diuntungkan, dan saya rasa pedagang yang bergantung juga terbantu,” ujar dia.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) membongkar jembatan panel atau bailey yang digunakan semenjak Desember 2021 sebagai jembatan darurat karena kondisi tanah penyangga yang mengkhawatirkan akibat terus digerus air hujan.
“Jembatan terpaksa kami buka karena selain dapat membahayakan pengendara juga potensi jembatan jatuh juga besar,” kata Kepala Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Sumbar Khairul Anwar saat dihubungi dari Padang Pariaman.
Ia mengatakan pada awal bulan ini pihaknya juga telah menambah panjang jembatan ke arah Pasar Sungai Garinggiang sepanjang tiga meter namun karena faktor cuaca tanah penyangga di sisi lainnya terus tergerus air sehingga dikhawatirkan tidak mampu lagi menahan beban jembatan.
Ia menyampaikan Pemprov Sumbar telah memasukkan pembangunan jembatan di jalan yang menghubungkan Padang Pariaman dengan Kabupaten Agam tersebut ke dalam rencana kerja untuk 2023 dengan nilai anggaran Rp11,5 miliar. (rdr/ant)