Diketahui dalam beberapa pekan terakhir hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang disertai angin kencang menerjang daerah itu sehingga tidak saja mengganggu aktivitas nelayan namun juga masyarakat umum.
Sementara itu, salah seorang nelayan di Pariaman Yurisman (39) mengatakan jika cuaca buruk dirinya tidak berani melaut karena bisa saja secara tiba-tiba terjadi gelombang besar dan menenggelamkan kapalnya.
Saat ini, dirinya lebih memilih banyak tidak melaut sambil memeriksa dan memperbaiki kapal serta perlengkapan menangkap ikan yang digunakan.
“Cuaca sekarang tidak bersahabat, badai dan hujan terjadi cukup lama dan berulang-ulang. Berisiko jika dipaksakan melaut,” ujarnya.
Sebelumnya sekitar 95 persen dari 1.183 orang nelayan di Kota Pariaman, Sumatera Barat masih bersifat tradisional sehingga mempengaruhi produksi ikan tangkap di daerah itu. (rdr/ant)