Randy Gardner, Pemegang Rekor Tak Tidur selama 11 Hari

Awalnya Randy bersama temannya, Bruce McAllister, hanya ingin membuat proyek sains sekolah mengenai kebutuhan tidur manusia

Randy Gardner di acara televisi To Tell The Truth pada 1964. Foto: Professor Ross via YouTube

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Pada 1964, seorang pemuda asal Amerika Serikat (AS) Randy Gardner memecahkan rekor dunia tidak tidur paling lama, yakni 11 hari dan 25 menit (264,4 jam). Ia berhasil memecahkan rekor yang dipegang oleh DJ Tom Rounds di Honolulu, Hawaii, yang tetap terjaga selama 260 jam.

Awalnya Randy bersama temannya, Bruce McAllister, hanya ingin membuat proyek sains sekolah mengenai kebutuhan tidur manusia. Akhirnya mereka berunding dengan melempar koin untuk menentukan siapa yang akan menjadi objek proyek. Randy kalah dalam undian dan bersiap menjadi ‘kelinci percobaan’.

Eksperimen ini sampai menarik perhatian peneliti tidur dari Universitas Stanford, Dr William C. Dement. Jika saja bukan karena media lokal yang meliput mereka, eksperimen bergadang ini bisa saja berakhir dengan ketidakjelasan.

“Saya mungkin satu-satunya orang di planet ini pada saat itu yang benar-benar melakukan penelitian tidur,” kata Dement kepada BBC. “(Orang tua Randy) sangat khawatir bahwa ini mungkin sesuatu yang benar-benar berbahaya baginya. Karena pertanyaannya masih belum terpecahkan, apakah jika kamu pergi tanpa tidur cukup lama kamu akan mati.”

Atas permintaan orang tua Randy, riset ini akhirnya diawasi oleh Dement, serta Letnan Komandan John J. Ross dari Unit Penelitian Neuropsikiatri Medis Angkatan Laut AS di San Diego, California, untuk memantau kesehatan Randy selama percobaan ini berlangsung.

Untuk membuatnya tetap terjaga, mereka membuatnya bermain pinball dan bola basket. Randy juga dicegah untuk berbaring, dan tetap diajak mengobrol setiap kali dia pergi ke kamar mandi.

Pengalaman eksperimen bergadang atau tak tidur selama 11 hari
Tahap awal percobaan berjalan baik untuk anak laki-laki yang hanya berusia 16 tahun pada saat penelitian. Percobaan hari kedua terlihat Randy mengalami kesulitan mengidentifikasi objek dengan sentuhan.

Pada hari ketiga dia menjadi murung dan berjuang keras melakukan tongue twister atau menyebutkan suatu kata atau kalimat yang sulit diucapkan.

Episode pertama penyimpangan memori dan halusinasi terjadi pada hari keempat eksperimen. “Saya berhalusinasi bahwa saya adalah pemain football kulit hitam terkenal, Paul Lowe, dari San Diego Chargers,” tulisnya di Esquire beberapa tahun kemudian. “Teman-temanku berpikir itu lucu, karena beratku 130 pon (59 kilogram).”

Halusinasi berlanjut keesokan harinya, dengan remaja itu melihat jalur hutan di depannya, suatu pemandangan yang tidak dikenalnya. “Tidak ada lagi tertinggi, hanya terendah dari yang terendah. Rasanya seperti seseorang mengambil amplas ke otak saya. Tubuh saya bisa bergerak dengan baik, tapi pikiran saya seperti ditembak.”

Selama beberapa hari kemudian, bicaranya melambat dan mulai tidak jelas, diikuti dengan ingatannya yang memburuk. Randy berbicara, lalu berhenti di tengah jalan, entah lupa apa yang ingin dibicarakan atau diinterupsi oleh pemikiran barunya. Ia juga mengalami paranoia, seperti yang dirasakan oleh orang yang kesulitan tidur.

Pada hari terakhir eksperimen, Randy menjadi kurang berekspresi. Ia juga membutuhkan dorongan terus-menerus untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, yang akan dia lakukan dengan nada monoton. Tes pada kemampuan mentalnya berhenti dengan sangat cepat, karena dia akhirnya akan melupakan apa yang dia lakukan.

Randy tidak menderita banyak efek buruk, membuatnya mencetak rekor dunia baru setelah ia berhasil terjaga selama 11 hari tanpa tidur. Eksperimen yang dilakukan Randy menyimpulkan, selama tidak tidur, area otaknya telah ‘tertidur’ sepanjang waktu. Efek yang sama juga ditunjukkan pada percobaan tikus, dengan subset neuron korteks dimatikan membuat tikus tetap terjaga melakukan aktivitasnya.

Kini, Guinness World Record tidak lagi mendukung berlangsungnya pemecahan rekor tanpa tidur ini karena dapat membahayakan kesehatan.

Bahaya kesehatan bagi manusia yang kurang atau tidak tidur
Sama seperti tubuh membutuhkan udara dan makanan untuk berfungsi dengan baik, tubuh manusia juga membutuhkan tidur. Selama tidur, tubuh menyembuhkan dirinya sendiri dan mengembalikan keseimbangan kimiawinya. Otak kita membentuk koneksi pemikiran baru dan membantu retensi memori.

Tanpa tidur yang cukup, otak dan sistem tubuh tidak akan berfungsi secara normal. Ini juga dapat secara dramatis menurunkan kualitas hidup Anda. Dilansir Healthline, berikut dampak kesehatan yang dapat terjadi pada tubuh jika kita tak tidur.

Rentan terserang penyakit
Saat Anda tidur, sistem kekebalan tubuh Anda menghasilkan zat pelindung dan melawan infeksi seperti antibodi dan sitokin. Zat ini digunakan untuk memerangi penjajah asing seperti bakteri dan virus.

Sitokin tertentu juga membantu Anda untuk tidur, memberikan sistem kekebalan tubuh lebih efisien untuk mempertahankan tubuh dari penyakit.

Jadi, jika Anda tidak mendapatkan cukup tidur, tubuh Anda mungkin tidak dapat menangkis penyerang secara maksimal. Kemungkinan juga Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari penyakit.

Obesitas
Tidur mempengaruhi kadar dua hormon, leptin dan ghrelin, yang mengontrol rasa lapar dan kenyang. Leptin memberitahu otak Anda bahwa Anda sudah cukup makan.

Tanpa tidur yang cukup, otak Anda mengurangi leptin dan meningkatkan ghrelin , yang merupakan stimulan nafsu makan. Fluks hormon ini bisa menjelaskan ngemil di malam hari atau mengapa seseorang makan berlebihan di malam hari.

Apalagi jika kita kurang tidur, tubuh akan terasa lelah untuk berolahraga. Akibatnya, aktivitas yang berkurang akan membuat tubuh bertambah gemuk karena tidak cukup membakar kalori dan tidak membangun massa otot.

Ia juga menyebabkan tubuh melepaskan lebih sedikit insulin setelah makan. Padahal, insulin membantu mengurangi kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh.

Otak lemot dan pelupa
Bahkan, jika kamu melewatkan satu malam tanpa tidur, maka akan muncul beberapa masalah kognisi (pemikiran) utama seperti fungsi otak, termasuk memori, pengambilan keputusan, penalaran, dan pemecahan masalah memburuk, bersama dengan waktu reaksi dan kewaspadaan.

Para peneliti juga menyarankan bahwa tidur sangat penting untuk proses konsolidasi hal-hal yang kita pelajari di otak. Dengan kata lain, kita perlu istirahat yang cukup untuk mengunci informasi baru dan memasukkannya ke dalam memori.

Berisiko untuk jantung
Selain memengaruhi proses untuk menjaga jantung dan pembuluh darah tetap sehat, tidur juga berperan memengaruhi gula darah, tekanan darah, dan tingkat peradangan. Ia juga memainkan peran penting dalam kemampuan tubuh Anda untuk menyembuhkan dan memperbaiki pembuluh darah dan jantung.

Jika kurang tidur, kemungkinan besar Anda akan terkena penyakit kardiovaskular. Satu analisis mengaitkan insomnia dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke . (*)

Sumber: kumparan
Exit mobile version