PADANG, RADARSUMBAR.COM – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade menyoroti harga telur ayam ras yang terus melambung tinggi.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata telur ayam nasional saat ini mencapai Rp31.550 per kg. Harga tertinggi dilaporkan terjadi di Papua dengan Rp40.200 per kg.
Andre Rosiade pun meminta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan segera turun tangan menyelesaikan persoalan harga telur. Dia meminta urusan ini dipercepat melihat banyak pedagang UMKM yang terbebani.
“Karena di berbagai media saya baca pedagang warteg sudah teriak Rp33 ribu per kilogram itu di Jakarta. Apalagi di Papua itu sudah Rp40 ribu per kilogram, harus ada solusi cepat,” kata Andre saat Rapat Kerja Komisi VI DPR RI bersama Menteri Perdagangan Zulhas, Selasa (30/8/2022).
Dia mengimbau Menteri Perdagangan berkoordinasi dengan Kementerian BUMN untuk mengerahkan BUMN pangan melakukan operasi pasar. “Jangan sampai konsumen teriak harga telur kemahalan, tapi perhatikan juga nasib peternak jangan sampai kerendahan harganya,” kata Andre.
Menanggapi pernyataan Andre, Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, kenaikan harga telur saat ini memang cukup signifikan. Yang terdongkrak kenaikan permintaan musiman, salah satunya saat perayaan kemerdekaan.
Menurut Mendag, harga normal telur itu seharusnya Rp27.000-29.000 per kg, karena modalnya Rp24.000 per kg.
“Telur ayam naik signifikan dibandingkan bulan lalu, per 26 Agustus sudah naik 6,83% menjadi Rp31.300 per kilogram, karena permintaan seasonal akibat perayaan kemerdekaan Agustus,” katanya.
Selain itu, dia melihat pada tahun 2021 harga telur sempat mencapai Rp14.000 per kg. Di mana harga yang jatuh membuat petani merugi sehingga banyak yang melakukan afkir dini atau pemotongan dini indukan ayam petelur untuk mengurangi suplai telur dan harga terangkat.
Faktor ketiga pemicu kenaikan telur, ujarnya karena permintaan yang tinggi didongkrak pencairan bantuan sosial (bansos). (rdr)