Pasokan Turun, Cabai Keriting Naik saat Komoditi Lain Stabil

Cuaca saat ini tidak menentu, akibatnya berimbas pada jenis sayuran utamanya cabai yang harganya jadi naik serta pasokannya yang menurun.

Pedagang cabai keriting di Kabupaten Agam.

Pedagang cabai keriting di Kabupaten Agam.

AGAM, RADARSUMBAR.COM – Harga cabai pekan pertama September ini, kembali menguat. Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional di Agam, harga cabai keriting dari Rp80.000 perkilogram menjadi Rp90.000 perkilogram.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindagkop dan UKM Agam, Nivo Rianto, kepada AMC, Jumat (2/9/2022) di Lubuk Basung, menyebut bahwa tren kenaikan harga cabai dipicu pada pasokan cabai menurun.

“Cuaca saat ini tidak menentu, akibatnya berimbas pada jenis sayuran utamanya cabai yang harganya jadi naik serta pasokannya yang menurun,” ujarnya.

Nivo menjelaskan, kendati cabai keriting naik, namun harga sejumlah sembako lainnya masih stabil. Seperti, gula pasir lokal bertahan dengan harga Rp14.000 perkilogram, minyak goreng Rp24.000 kilogram.

Kemudian, telur ayam ras Rp2.000 perbutir, cabai rawit Rp40.000 perkilogram, bawang merah Rp24.000 perkilogram dan daging ayam broiler Rp65.000 perkilogram.

Sementara itu, seorang pembeli yang juga berusaha rumah makan di Lubuk Basung, mengaku sangat merugi akibat kenaikan harga kebutuhan pokok.

Menurutnya, akibat tren kenaikan cabai, pedagang dan pembeli sama-sama mengurangi porsi penjualan juga konsumsi mereka.

Untuk itu, Ia berharap harga cabai bisa kembali stabil agar bisa memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun, para pembeli berharap harga ini bisa kembali stabil.

Seorang pembeli, Epi (35) mengatakan, kenaikan harga cabai ini membuatnya harus memutar otak. Sebab, bagi orang Minang, cabai adalah salah satu komoditas yang harus ada dalam masakan.

“Makanya, sekarang disiasati saja, klo mahal, ya sudah, kurangi saja cabainya,” tutup Epi. (rdr/amc)

Exit mobile version