Biasanya kami dalam menampilkan data itu dengan kolom kelamin, nomor KK, NIK, dan ‘difabel’,” sambung dia. Kemudian, ia juga menyoroti munculnya kolom usia dalam data bocor di forum Breached.
Menurut Idham, kolom usia tak pernah ada dalam data Sistem Data Pemilh (Sidalih) mana pun. “Termasuk (data Sidalih) yang terdahulu,” ungkapnya. Lalu, ia juga memberi contoh soal kode identitas wilayah yang menurutnya tidak sesuai dengan kode yang digunakan KPU RI.
“(Misalnya), melihat dari ID provinsi, kecamatan, dan kelurahan, itu (data di forum Breached) bukan ID yang biasa kami tampilkan. Bahkan, kalau melihat data tersebut, Sulawesi Selatan ID-nya bukan itu,” ujar Idham.
Baik Idham maupun Betty sama-sama mengeklaim bahwa data keanggotaan partai politik yang terhimpun di sistem KPU RI aman, termasuk aplikasi Sistem Informasi Partai Politik (Sipol) yang saat ini sedang dipakai menghimpun identitas keanggotaan dalam pendaftaran partai politik calon peserta Pemilu 2024.
“Ini tentu menjadi perhatian kami dan kami akan sampaikan di forum rapat pleno,” sebut Idham. “Yang jelas ini bukan data dari KPU. Itu bukan data milik KPU. Data KPU tetap aman. Itu yang perlu kami tegaskan,” pungkasnya.
Valid
Peneliti keamanan siber independen yang juga seorang bug hunter (pemburu celah keamanan internet), Afif Hidayatullah, mengatakan bahwa data yang dibagikan Bjorka itu valid.
Kesimpulan ini diambil setelah Afif melakukan pengecekan NIK acak (random) melalui situs Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri. Dia lantas mencari sampel NIK yang berasal dari daerah tersebut untuk bisa dilakukan pengecekan melalui situs web tersebut.
“Saya coba check (secara) random NIK-nya. Salah satunya yang ada di kota Kediri, yaitu 3571************, dan (hasilnya) ya NIK sih valid. Menurut saya, berarti data ini benar data masyarakat kita,” kata Afif melalui pesan singkat kepada KompasTekno, Selasa (6/9/2022).
Meski begitu, Afif belum mengetahui sumber kebocoran 105 juta data kependudukan milik warga Indonesia, meski muncul dugaan sementara bahwa data itu bocor dari Daftar Pemilih Tetap (DPT). “Kalau sumber, saya belum yakin.
Cuma (jika) dilihat dari file sample itu diberi nama ‘DPTKPU2M’, kalau dipisah (menjadi) DPT KPU. Ini di (pencarian) Google masuknya data pemilihan tetap (DPT). Ini masih dugaan saya,” kata Afif. (rdr/kompas.com)