Napi Rutan Maninjau Dilatih Membuat Kerajinan Tangan, Produknya Dipasarkan

Kepala Rutan Maninjau Desrianto beserta petugas memperlihatkan hasil kerajinan tangan warga binaan pemasyarakatan. (Antara/Yusrizal)

LUBUKBASUNG, RADARSUMBAR.COM – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat memberikan pelatihan kemandirian bagi warga binaan pemasyarakatan untuk membuat kerajinan tangan berupa kendi, dompet, kapal dan rumah adat.

Kepala Rutan Maninjau Desrianto di Lubukbasung, Rabu (7/9/2022) mengatakan pelatihan itu dilakukan oleh petugas Rutan Maninjau sesuai jadwal yang telah ditentukan. “Pelatihan kita lakukan di dalam lapas di bawah pengawasan petugas,” katanya.

Ia mengatakan, kerajinan kendi memanfaatkan kartu ceki koa yang dikumpulkan dari warung yang ada di daerah itu.

Sedangkan untuk rumah adat dan kapal dari bambu dan dompet dari kain celana bekas yang tidak terpakai. “Jumlah kerajinan tangan yang dihasilkan sesuai dari bahan baku yang tersedia,” katanya.

Ia menambahkan, harga satu produk kerajinan tangan berupa kendi dijual Rp150 ribu per unit, dompet Rp50 ribu per unit, kapal dan rumah adat Rp300 ribu per unit.

Untuk pemasaran saat ini baru sebatas kepada pengunjung dan warga sekitar yang memesan.

Selain pembinaan kemandirian, Rutan Maninjau juga melakukan pembinaan kerohanian berupa membaca Al Quran dan tausiah dengan mendatangkan ustad.

Pembinaan itu bekerjasama dengan Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Lubukbasung dan Panti Asuhan Aisyiyah Tanjungraya. “Kita telah menandatangani kerja sama dengan dua panti asuhan itu,” katanya.

Ia mengakui, pembinaan tersebut diberikan agar 40 warga binaan pemasyarakatan tidak jenuh selama menjalankan hukuman.

Selain itu, memberikan ilmu keterampilan dan ilmu agama mereka bertambah, sehingga setelah bebas nanti bisa membuka usaha dan pandai mengaji.

“Saya berharap dengan adanya keterampilan mereka bisa berbuat dan kalau ditekunkan menjadi nilai ekonomi,” katanya. (rdr/ant)

Exit mobile version